BAB VIII
KEPRIBADIAN, NILAI, dan GAYA HIDUP
8.1 KEPRIBADIAN
8.1.1
Pengertian Kepribadian
Kepribadian (personality) bukan sebagai
bakat kodrati, melainkan terbentuk oleh proses sosialisasi Kepribadian
merupakan kecenderungan psikologis seseorang untuk melakukan tingkah laku
social tertentu, baik berupa perasaan, berpikir, bersikap, dan berkehendak
maupun perbuatan.
Definisi
kepribadian menurut beberapa ahli antara lain sebagai berikut :
a. Yinger
Kepribadian
adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan system kecenderungan
tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian instruksi.
b. M.A.W Bouwer
Kepribadian
adalah corak tingkah laku social yang meliputi corak kekuatan, dorongan,
keinginan, opini dan sikap-sikap seseorang.
c.
Cuber
Kepribadian adalah gabungan keseluruhan dari sifat-sifat yang tampak dan dapat dilihat oleh seseorang.
Kepribadian adalah gabungan keseluruhan dari sifat-sifat yang tampak dan dapat dilihat oleh seseorang.
d.
Theodore R. Newcombe
Kepribadian adalah organisasi sikap-sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku.
Kepribadian adalah organisasi sikap-sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku.
8.1.2 Cara
identifikasi kepribadian
Terdapat
sejumlah upaya awal untuk mengidentifikasi sifat-sifat utama yang mengatur
perilaku. Seringnya, upaya ini sekadar menghasilkan daftar panjang sifat yang
sulit untuk digeneralisasikan dan hanya memberikan sedikit bimbingan praktis
bagi para pembuat keputusan organisasional. Dua pengecualian adalah (Myers-Briggs
Type Indicator) dan Model Lima Besar. Selama 20 tahun hingga saat ini, dua
pendekatan ini telah menjadi kerangka kerja yang dominan untuk mengidentifikasi
dan mengklasifikasikan sifat-sifat seseorang.
8.1.3 Menilai
kepribadian
Alasan
paling penting mengapa manajer perlu mengetahui cara menilai kepribadian adalah
karena penelitian menunjukkan bahwa tes-tes kepribadian sangat berguna dalam
membuat keputusan perekrutan. Nilai dalam tes kepribadian membantu manajer
meramalkan calon terbaik untuk suatu pekerjaan. Terdapat beberapa cara utama
untuk menilai kepribadian. Yaitu:
a. Survei mandiri
b. Survei peringkat oleh pengamat
c. Ukuran proyeksi (Rorschach
Inkblot test dan Thematic Apperception Test)
d. Metodelogi: banyak sekali
kesulitan dan bias yang timbul ketika dilakukan studi-studi dalam ranah
psikologi lintas budaya. Misalnya persoalan bahasa, penggunaan Multilingual
(peneliti dan subjek penelitian memiliki bahasa yang berbeda) sehinggan member
respon yang berbeda terhadap pertanyaan dalam tes kepribadian.
e. Cara pengukuran: banyak alat-alat
tes kepribadian dikembangkan oleh peneliti dari Amerika-Eropa. Sehingga sangat
mungkin stimulus maupun standar norma dan interpretasi alat psikotes kurang
mampu diterapkan dalam pengukuram kepribadian individu dari budaya non-western.
8.1.4
Perkembangan Kepribadian
Menurut
Sullivan, kepribadian berkembang dalam tahap-tahap perkembangan tertentu. Ada
tujuh tahapan perkembangan yaitu :
1. Infancy (masa kelahiran sampai mampu berbicara, usia 18 bulan)
2. Childhood (masa kanak-kanak, usia 18 bulan sampai 5 tahun)
3. Juvenile (usia 5-11 tahun)
4. Preadolescence (masa pradewasa, antara 11-13 tahun)
5. Early adolescence (masa dewasa awal, antara 14-17 tahun)
6. Late adolescence (masa dewasa akhir, antara 18-20 akhir)
7. Adulthood (masa dewasa / sebagai orang tua, setelah usia 20 sampai 30 tahun).
1. Infancy (masa kelahiran sampai mampu berbicara, usia 18 bulan)
2. Childhood (masa kanak-kanak, usia 18 bulan sampai 5 tahun)
3. Juvenile (usia 5-11 tahun)
4. Preadolescence (masa pradewasa, antara 11-13 tahun)
5. Early adolescence (masa dewasa awal, antara 14-17 tahun)
6. Late adolescence (masa dewasa akhir, antara 18-20 akhir)
7. Adulthood (masa dewasa / sebagai orang tua, setelah usia 20 sampai 30 tahun).
8.1.5
Teori kepribadian
Teori ini merupakan salah satu unsur penting dari setiap pengetahuan ilmiah
atau ilmu, termasuk psikologi kepribadian. Tanpa teori kepribadian
usaha memahami perilaku dan kepribadian manusia pasti sulit untuk dilaksanakan.
Apakah yang dimaksud dengan teori kepribadian ? Menurut Hall dan Lindzey
(Koeswara, 1991 : 5), teori kepriadian adalah sekumpulan anggapan atau
konsep-konsep yang satu sama lain berkaitan mengenai tingkah laku manusia.
8.1.6 Fungsi Teori Kepribadian
8.1.6 Fungsi Teori Kepribadian
Sama seperti teori ilmiah
pada umumnya yang memiliki fungsi deskriptif dan prediktif, begitu juga teori
kepribdian. Berikut penjelaskan fungsi deskriptif dan prediktif dari teori
kepribadian.
1. Fungsi Deskriptif
Fungsi deskriptif (menjelaskan atau menggambarkan)
merupakan fungsi teori kepribadian dalam menjelaskan atau menggambarkan
perilaku atau kepribadian manusia secara rinci, lengkap, dan sistematis.
Pertanyaan-pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana seputar perilaku manusia
dijawab melalui fungsi deskriptif.
2. Fungsi Prediktif
Teori kepribadian selain harus bisa menjelaskan tentang
apa, mengapa, dan bagaimana tingkah laku manusia sekarang, juga harus bisa
memperkirakan apa, mengapa, dan bagaimana tingkah laku manusia di kemudian
hari. Dengan demikian
teori kepribadian harus memiliki fungsi prediktif
8.1.7
Dimensi-dimensi Teori Kepribadian
Setiap teori kepribadian
diharapkan mampu memberikan jawab atas pertanyaan sekitar apa, mengapa, dan
bagaimana tentang perilaku manusia. Untuk itu setiap teori kepribadian yang
lengkap, menurut Pervin (Supratiknya, 1995 : 5-6), biasanya memiliki
dimensi-dimensi sebagai berikut :
1. Pembahasan tentang struktur, yaitu aspek-aspek
kepribadian yang bersifat relatif stabil dan menetap, serta yang merupakan
unsur-unsur pembentuk sosok kepribadian.
2. Pembahasan tentang proses, yaitu konsep-konsep tentang
motivasi untuk menjelaskan dinamika tingkah laku atau kepribadian.
3. Pembahasan tentang pertumbuhan dan perkembangan, yaitu
aneka perubahan pada struktur sejak masa bayi sampai mencapai kemasakan, perubahan-perubahan
pada proses yang menyertainya, serta berbagai faktor yang menentukannya.
4. Pembahasan tentang psikopatologi, yaitu hakikat
gangguan kepribadian atau tingkah laku beserta asal-usul atau proses
perkembangannya.
5. Pembahasan tentang perubahan tingkah laku, yaitu konsepsi tentang
bagaimana tingkah laku bisa dimodifikasi atau diubah.
8.1.8 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Teori Kepribadian
8.1.8 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Teori Kepribadian
Berkembangya teori-teori
kepribadian tidak terlepas dari sejumlah faktor yang melatar belakangi dan mempengaruhinya,
yang secara garis besar dibedakan menjadi dua, yaitu faktor-faktor historis dan
faktor-faktor kontemporer. Koeswara (1991: 13) mengibaratkan kedua faktor
tersebut sebagai faktor pembawaan dan faktor lingkungan yang mempengaruhi
perkembangan kepribadian seseorang.
1. Faktor-faktor historis
Secara historis banyak faktor yang mempengaruhi
berkembanya teori-teori kepribadian dan empat diantaranya merupakan faktor yang
pengaruhnya sangat kuat. Keempat faktor yang dimaksud adalah : a. peng-obatan klinis
Eropa, b. psikometrik, c. behaviorisme, dan d. psikologi Gestalt (Koeswara,
1991: 13).
2. Faktor-faktor Kontemporer
Faktor-faktor kontemporer yang mempengaruhi perkembanga
teorikepribadian mencakup faktor dari dalam dan dari luar psikologi. Faktor-faktor
yang bersumber dari dalam bidang psikologi yaitu: a. munculnya perluasan bidang
psikologi, seperti psikologi lintas budaya (cross-cultural psychology), dan b.
Studi tentang proses-proses kognitif dan motivasi.Faktor-faktor kontemporer
dari luar bidang psikologi yang mempengaruhi perkembangan teori kepribadian
antara lain berkembangnya aliran filsafat eksistensialisme, perubahan sosial
budaya yang pesat, dan berkembangnya teknologi komputer.Eksistensialisme
merupakan aliran filsafat yang menekankan kebebasan, penentuan diri, dan
keberubahan manusia, mempengaruhi para teoris kepribadian eksistensial dan
humanistik. Perubahan sosial budaya telah memberikan arah baru kepada
penelitian dan penyusunan teori kepribadian. Sedangkan berkembangnya teknologi
komputer membuka peluang yang luas bagi penelitian secara besar-besaran dan
cermat.
8.1.9
Contoh Kasus
Contohnya adalah pakaian yang ia gunakan,
kendaraan, serta dari cara ia bersikap yang cenderung tidak banyak tingkah.
Serta jenis-jenis barang dan jasa yang mereka konsumsi sehari-hari, biasanya
mereka mamilih barang dan jasa yang cenderung “biasa saja”. Sedangkan orang
yang memiliki kepribadian yang mewah, atau royal maka mereka akan cenderung
memamerkan apa yang mereka miliki, walaupun dalam batas yang wajar. Juga dalam
bersikap, mereka akan cenderung banyak tingkah dibandingkan orang yang memiliki
kepribadian sederhana. Karena kepribadian seseorang berbanding lurus dengan
cara seseorang itu bersikap. Serta dari perilaku konsumen mereka dimana mereka
selalu mengutamakan gengsi dan prestise dengan mengesampingkan faktor harga.
8.2 NILAI
8.2.1 Pengertian
Nilai
Pola
yang dapat kita lihat dari nilai adalah perubahan perilaku dan alasan seseorang
dalam membelanjakan uang atau sember daya yang mereka kelola dan mereka miliki.
Semakin tinggi mereka menilai dari suatu barang dan jasa terhadap kehidupan,
maka makin tinggi pula apresiasi mereka dalam memandang barang dan jasa
tersebut dari segi konsumsi. Nilai moral adalah suatu bagian dari nilai, yaitu
nilai yang menangani kelakuan baik atau buruk dari manusia.moral selalu
berhubungan dengan nilai, tetapi tidak semua nilai adalah nilai moral. Moral
berhubungan dengan kelakuan atau tindakan manusia. Nilai moral inilah yang
lebih terkait dengan tingkah laku kehidupan kita sehari-hari Nilai sama dengan
sesuatu yang menyenangkan kita, nilai identik dengan apa yang diinginkan, nilai
merupakan sarana pelatihan kita, nilai pengalaman pribadi semata, nilai (ide
platonic esensi).
Pengertian nilai menurut para ahli :
a. Menurut Driyarkara (1966,38)
Nilai adalah hakekat suatu hal, yang
menyebabkan hal itu pantas dikejar oleh manusia.
b. Menurut Fraenkel (1977:6)
Nilai adalah idea atau konsep yang
bersifat abstrak tentang apa yang dipikirkan seseorang atau dianggap penting
oleh sesorang, biasanya mengacu kepada estetika (keindahan), etika pola prilaku
dan logika benar salah atau keadilan justice. (Value is any idea, a concept ,
about what some one think is important in life)
c. Menurut Kuntjaraningrat
(1992:26)
Menyebutkan sisten nilai budaya
terdiri dari konsepi-konsepi yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar
keluarga masyarakat, mengenai hal-hal yang harus mereka anggap bernilai dalam
hidup.
d. Menurut Endang Sumantri
Sesuatu yang berharga, yang penting
dan berguna serta menyenangkan dalam kehidupan manusia yang dipengaruhi
pengetahuan dan sikap yang ada pada diri atau hati nuraninya.
e. M.I. Soelaeman
Agama diarahkan pada perintah dan
larangan, dorongan dan cegahan, pujian dan kecaman, harapan dan penyesalan,
ukuran baik buruk, benar salah, patuh tidak patuh, adil tidak adil
f. Menurut Darji
Nilai ialah yang berguna bagi
kehidupan manusia jasmani dan rohani
8.2.2
Macam - macam Nilai
Dalam filsafat, nilai dibedakan dalam tiga
macam, yaitu:
a. Nilai logika adalah nilai benar
salah.
b. Nilai estetika adalah nilai indah
tidak indah.
c. Nilai etika/moral adalah nilai baik
buruk.
8.2.3 Contoh
Kasus
Contohnya
adalah jika seseorang memandang bahwa jenjang pendidikan yang lebih tinggi
adalah sesuatu yang mutlak dan penting, maka ia akan berusaha untuk memperoleh
pendidikan yang layak, walaupun tentu ada uang yang harus ia keluarkan untuk
hal tersebut. Dan sebaliknya, alau seseorang menmandang pendidikan sebagai
sesuatu yang kurang begitu penting bagi dirinya, maka ia tidak akan berusaha
untuk memperoleh jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Walaupun ia sebenarnya
memiliki kemampuan untuk memperoleh pendidikan yang lebih tinggi.
8.3 GAYA
HIDUP
8.3.1 Pengertian
Gaya Hidup
Gaya
hidup didefinisikan sebagai cara hidup yang diidentifikasikan oleh bagaimana
orang menghabiskan waktu (aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam
lingkungannya (ketertarikan), dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka
sendiri dan juga dunia di sekitarnya (pendapat) .Gaya hidup hanyalah salah satu
cara mengelompokkan konsumen secara psikografis. Gaya hidup pada prinsipnya
adalah bagaimana seseorang menghabiskan waktu dan uangnya. Ada orang yang
senang mencari hiburan bersama kawan-kawannya, ada yang senang menyendiri, ada
yang bepergian bersama keluarga, berbelanja, melakukan kativitas yang dinamis,
dan ada pula yang memiliki dan waktu luang dan uang berlebih untuk kegiatan
sosial keagamaan. Gaya hidup dapat mempengaruhi perilaku seseorang, dan
akhirnya menentukan pilihan-pilihan konsumsi seseorang.
8.3.2 Manfaat
Gaya Hidup
Manfaat jika memahami gaya hidup
konsumen :
1. pemasar dapat menggunakan gaya hidup konsumen untuk melakukan segmentasi
1. pemasar dapat menggunakan gaya hidup konsumen untuk melakukan segmentasi
pasar sasaran.
2. pemahaman gaya hidup konsumen
juga akan membantu dalam memposisikan produk di pasar dengan menggunakan iklan.
8.3.3 Contoh
Kasus
Contohnya
adalah seseorang yang hidup di daerah perkotaan tentu sangat berbeda dengan
seseorang yang hidup di pedesaan. Walaupun belum tentu pula orang yang hidup di
perkotaan memiliki tingkat pendapatan yang lebih besar dari masyarakat
pedesaan. Hal ini dikarenakan, seseorang yang hidup atau tinggal di perkotaan
memiliki gaya hidup yang lebih moderen dan dinamis dibandingkan dengan
masyarakat yang tinggal di pedesaan. Dimana di kota-kota besar dipenuhi dengan
berbagai modernisasi, fasilitas dan perkembangan teknologi yang lebih maju
dibandngkan dengan di pedesaan. Serta tingkat pergaulan masyarakat perkotaan
yang sangat dinamis dan beragam.
Dimana di perkotaan terdapat berbagai macam
suku bangsa yang hidup berdampingan dan saling berinteraksi. Hal ini tentu saja
sangat mempengaruhi gaya hidup seseorang, selain gaya hidup yang juga
berhubungan erat dengan nilai dan kepribadian masing-masing individu.
8.4 PENGUKURAN GANDA
PERILAKU INDIVIDU
Pengukuran
ganda perilaku individu digunakan di dalam analisis perilaku
konsumen.Kepribadian mempunyai efek atas pembelian, namun gaya hidup memiliki
efek yang lebih besar.Tentu saja
sumber daya seperti pendapatan dan waktu juga memberikan efek yang penting.
Ancangan elektrik terhadap gaya hidup adalah yang paling praktis
untuk mengembangkan strategi pemasaran.Tujuannya
adalah mengerti konsumen sebaik mungkin.
REFERENSI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar