Senin, 16 Desember 2013

ETIKA BISNIS

ETIKA BISNIS DALAM ISLAM
Nama  : Dinny Hardiyanti
Kelas   : 4 EA 13
NPM   : 19210799

Salah satu kajian penting dalam Islam adalah persoalan etika bisnis. Pengertian etika adalah a code or set of principles which people live (kaedah atau seperangkat prinsip yang mengatur hidup manusia).
Etika adalah bagian dari filsafat yang membahas secara rasional dan kritis tentang nilai, norma atau moralitas. Dengan demikian, moral berbeda dengan etika. Norma adalah suatu pranata dan nilai mengenai baik dan buruk, sedangkan etika adalah refleksi kritis dan penjelasan rasional mengapa sesuatu itu baik dan buruk. Menipu orang lain adalah buruk. Ini berada pada tataran moral, sedangkan kajian kritis dan rasional mengapa menipu itu buruk apa alasan pikirannya, merupakan lapangan etika. Salah satu kajian etika yang amat populer memasuki abad 21 di mellinium ketiga ini adalah etika bisnis. DIKOTOMI MORAL DAN BISNIS.
            Di zaman klasik bahkan juga di era modern, masalah etika bisnis dalam dunia ekonomi tidak begitu mendapat tempat. Maka tidak aneh bila masih banyak ekonom kontemporer yang menggemakan cara pandang  Ekonomi Klasik Adam Smith. Mereka berkeyakinan bahwa sebuah bisnis tidak mempunyai tanggung jawab sosial dan bisnis terlepas dari “etika”. Dalam ungkapan Theodore Levitt, tanggung jawab perusahaan hanyalah mencari keuntungan ekonomis belaka. Di Indonesia Paham klasik tersebut sempat berkembang secara subur di Indonesia, sehingga mengakibatkan terpuruknya ekonomi Indonesia ke dalam jurang kehancuran. Kolusi, korupsi, monopoli, penipuan, penimbunan barang, pengrusakan lingkungan, penindasan tenaga kerja, perampokan bank oleh para konglomerat, adalah persoalan-persoalan yang begitu telanjang didepan mata kita baik yang terlihat dalam media massa maupun media elektronik. Di Indonesia, pengabaian etika bisnis sudah banyak terjadi khususunya oleh para konglomerat. Para pengusaha dan ekonom yang kental kapitalisnya, mempertanyakan apakah tepat mempersoalkan etika dalam wacana ilmu ekonomi?. Munculnya penolakan terhadap etika bisnis, dilatari oleh sebuah paradigma klasik, bahwa ilmu ekonomi harus bebas nilai (value free). Memasukkan gatra nilai etis sosial dalam diskursus ilmu ekonomi, menurut kalangan ekonom seperti di atas, akan mengakibatkan ilmu ekonomi menjadi tidak ilmiah, karena hal ini mengganggu obyektivitasnya. Mereka masih bersikukuh memegang jargon “mitos bisnis a moral” Di sisi lain, etika bisnis hanyalah mempersempit ruang gerak keuntungan ekonomis. Padahal, prinsip ekonomi, menurut mereka, adalah mencari keuntungan yang sebesar-besarnya.
Kebangkitan Etika Bisnis Sebenarnya, Di Barat sendiri, pemikiran yang mengemukakan bahwa ilmu ekonomi bersifat netral etika seperti di atas, akhir-akhir ini telah digugat oleh sebagian ekonom Barat sendiri. Pandangan bahwa ilmu ekonomi bebas nilai, telah tertolak. Dalam ilmu ekonomi harus melekat nuansa normatif dan tidak netral terhadap nilai-nilai atau etika sosial. Ilmu ekonomi harus mengandung penentuan tujuan dan metode untuk mencapai tujuan. Pemikiran ini banyak dilontarkan oleh Samuel Weston, 1994, yang merangkum pemikiran Boulding(1970), Mc Kenzie (1981), dan Myrdal (1984).
Pada tahun 1990-an Paul Ormerof, seorang ekonom kritis Inggris menerbitkan bukunya yang amat menghebohkan “The Death of Economics", Ilmu Ekonomi sudah menemui ajalnya. (Ormerof,1994). Tidak sedikit pula pakar ekonomi millenium telah menyadari makin tipisnya kesadaran moral dalam kehidupan ekonomi dan bisnis modern. Amitas Etzioni menghasilkan karya monumental dan menjadi best seller; The Moral dimension: Toward a New Economics (1988). Berbagai buku etika bisnis dan dimensi moral dalam ilmu ekonomi semakin banyak bermunculnan. Jadi, menjelang millenium ketiga dan memasuki abad 21, konsep etika mulai memasuki wacana bisnis. Wacana bisnis bukan hanya dipengaruhi oleh situasi ekonomis, melainkan oleh perubahan-perubahan sosial, ekonomi, politik, teknologi, serta pergeseran-pergeseran sikap dan cara pandang para pelaku bisnis atau ahli ekonomi. Keburukan-keburukan bisnis mulai dibongkar. Mulai dari perkembangan pasar global, resesi yang mengakibatkan pemangkasan anggaran PHK, enviromentalisme, tuntutan para karyawan yang makin melampaui sekedar kepuasan material, aktivisme para pemegang saham dalam perusahaan-perusahaan go public atau trans nasional, kaedah-kaedah baru di bidang managemen, seperti Total Quality Management, rekayasa ulang dan bencmarking yang menghasilkan pemipihan hirarki dan empowerment, semuanya telah men¬ingkatkan kesadaran orang tentang keniscayaan etika dalam aktivitas bisnis.
Contoh kecil kesadaran itu terlihat pada sikap para pakar ekonomi kapitalis Barat -yang telah merasakan implikasi keburukan strategi spekulasi yang amat riskan- mengusulkan untuk membuat kebijakan dalam memerangi spekulasi. Prof. Lerner dalam buku “Economics of Control”, mengemukakan bahwa kejahatan spekulasi yang agressif, paling baik bila dicegah dengan kontra spekulasi. Mereka tampaknya belum berhasil menyelesaikan krisis tersebut, meskipun mereka menanganinya dengan serius. Mungkin karena itulah Prof. Taussiq berusaha memecahkan masalah ini dengan memperbaiki moral rakyat. Ia dengan lantang berkomentar, “Obat paling mujarab, bagi kerusakan dunia bisnis adalah norma moral yang baik untuk semua industri”.
Pandangan-pandangan di atas menunjukkan, bahwa di Barat telah muncul kesadaran baru tentang pentingnya dimensi etika memasuki lapangan bisnis. Kecenderungan Baru Perusahaan-perusahaan besar, model abad 21, kelihatannya juga mempunyai kecenderungan baru untuk mengimplementasikan etika bisnis sebagai visi masyarakat yang bertanggung-jawab secara sosial dan ekonomis. Realitas di atas, dibuktikan oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh James Liebig, penulis Merchants of Vision. Dalam penelitian itu, ia mewawancarai tokoh-tokoh bisnis di 14 negara. James Liebig menemukan enam perspektif, yang umum berlaku, sbb: 1. Bertindak sesuai etika, 2. Mempertinggi keadilan sosial, 3. Melindungi lingkungan, 4. Pemberdayaan kreatifitas manusia, 5. Menentukan visi dan tujuan bisnis yang bersifat sosial dan melibatkan para karyawan dalam membangun dunia bisnis yang lebih baik, menghidupkan sifat kasih sayang dan pelayanan yang baik dalam proses perusahaan, 6. Meninjau ulang pandangan klasik tentang paradigma ilmu ekonomi yang bebas nilai. Perspektif di atas menunjukkan bahwa etika bisnis yang selama ini jadi cita-cita, kini benar-benar menjadi mudah diwujudkan sebagai kenyataan. Dengan demikian, tidak ada alasan untuk menolak etika dalam dunia bisnis, bahkan kepatuhan kepada etika bisnis, sesungguhnya, bersifat kondusif terhadap upaya meningkatkan keuntungan pengusaha atau pemilik modal. Misalnya, para pengusaha sekarang, percaya bahwa kesenjangan gaji yang tidak terlalu besar antara penerima gaji tertinggi dan terendah dan fasilitas-fasilitas yang diterima oleh kedua kelompok karyawan ini, akan mendorong peningkatan kinerja perusahaan secara menyeluruh. Karyawan yang dulu cendrung dianggap sebagai sekrup dalam mesin besar perusahaan, kini diberdayakan. Perempuan yang selam ini sering menjadi korban tuntutan efisiensi, sekarang mendapatkan perhatian yang layak. Perusahaan-perusahaan besar kinipun berlomba-lomba menampilkan citra diri yang sadar lingkungan, bukan saja lingkungan fisik tetapi juga lingkungan sosial dan budaya. Jika di sarang kapitalisme sendiri, (Amerika dan Eropa) telah mulai berkembang trend baru bagi dunia bisnis, yaitu keniscayaan etika, (meskipun mungkin belum sempurna), tentu kemunculannya lebih mungkin dan lebih dapat subur di negeri kita yang dikenal agamis ini. Dari paparan di atas, dapat disimpulkan, bahwa eksistensi etika dalam wacana bisnis merupakan keharusan yang tak terbantahkan. Dalam situasi dunia bisnis membutuhkan etika, Islam sejak lebih 14 abad yang lalu, telah menyerukan urgensi etika bagi aktivitas bisnis.
Islam Sumber Nilai dan Etika Islam merupakan sumber nilai dan etika dalam segala aspek kehidupan manusia secara menyeluruh, termasuk wacana bisnis. Islam memiliki wawasan yang komprehensif tentang etika bisnis. Mulai dari prinsip dasar, pokok-pokok kerusakan dalam perdagangan, faktor-faktor produksi, tenaga kerja, modal organisasi, distribusi kekayaan, masalah upah, barang dan jasa, kualifikasi dalam bisnis, sampai kepada etika sosio ekonomik menyangkut hak milik dan hubungan sosial. Aktivitas bisnis merupakan bagian integral dari wacana ekonomi. Sistem ekonomi Islam berangkat dari kesadaran tentang etika, sedangkan sistem ekonomi lain, seperti kapitalisme dan sosialisme, cendrung mengabaikan etika sehingga aspek nilai tidak begitu tampak dalam bangunan kedua sistem ekonomi tersebut. Keringnya kedua sistem itu dari wacana moralitas, karena keduanya memang tidak berangkat dari etika, tetapi dari kepentingan (interest). Kapitalisme berangkat dari kepentingan individu sedangkan sosialisme berangkat dari kepentingan kolektif. Namun, kini mulai muncul era baru etika bisnis di pusat-pusat kapitalisme. Suatu perkembangan baru yang menggembirakan.
Al-Qur’an sangat banyak mendorong manusia untuk melakukan bisnis. (Qs. 62:10,). Al-Qur’an memberi pentunjuk agar dalam bisnis tercipta hubungan yang harmonis, saling ridha, tidak ada unsur eksploitasi (QS. 4: 29) dan bebas dari kecurigaan atau penipuan, seperti keharusan membuat administrasi transaksi kredit (QS. 2: 282). Rasulullah sendiri adalah seorang pedagang bereputasi international yang mendasarkan bangunan bisnisnya kepada nilai-nilai ilahi (transenden). Dengan dasar itu Nabi membangun sistem ekonomi Islam yang tercerahkan. Prinsip-prinsip bisnis yang ideal ternyata pernah dilakukan oleh Nabi dan para sahabatnya. Realitas ini menjadi bukti bagi banyak orang, bahwa tata ekonomi yang berkeadilan, sebenarnya pernah terjadi, meski dalam lingkup nasional, negara Madinah. Nilai, spirit dan ajaran yang dibawa Nabi itu, berguna untuk membangun tata ekonomi baru, yang akhirnya terwujud dalam tata ekonomi dunia yang berkeadilan. Syed Nawab Haidar Naqvi, dalam buku “Etika dan Ilmu Ekonomi: Suatu Sistesis Islami”, memaparkan empat aksioma etika ekonomi, yaitu, tauhid, keseimbangan (keadilan), kebebasan, tanggung jawab.
Tauhid, merupakan wacana teologis yang mendasari segala aktivitas manusia, termasuk kegiatan bisnis. Tauhid menyadarkan manusia sebagai makhluk ilahiyah, sosok makhluk yang bertuhan. Dengan demikian, kegiatan bisnis manusia tidak terlepas dari pengawasan Tuhan, dan dalam rangka melaksanakan titah Tuhan. (QS. 62:10)
Keseimbangan dan keadilan, berarti, bahwa perilaku bisnis harus seimbang dan adil. Keseimbangan berarti tidak berlebihan (ekstrim) dalam mengejar keuntungan ekonomi (QS.7:31). Kepemilikan individu yang tak terbatas, sebagaimana dalam sistem kapitalis, tidak dibenarkan. Dalam Islam, Harta mempunyai fungsi sosial yang kental (QS. 51:19)
Kebebasan, berarti, bahwa manusia sebagai individu dan kolektivitas, punya kebebasan penuh untuk melakukan aktivitas bisnis. Dalam ekonomi, manusia bebas mengimplementasikan kaedah-kaedah Islam. Karena masalah ekonomi, termasuk kepada aspek mu’amalah, bukan ibadah, maka berlaku padanya kaedah umum, “Semua boleh kecuali yang dilarang”. Yang tidak boleh dalam Islam adalah ketidakadilan dan riba. Dalam tataran ini kebebasan manusia sesungguynya tidak mutlak, tetapi merupakan kebebasan yang bertanggung jawab dan berkeadilan. Pertanggungjawaban, berarti, bahwa manusia sebagai pelaku bisnis, mempunyai tanggung jawab moral kepada Tuhan atas perilaku bisnis. Harta sebagai komoditi bisnis dalam Islam, adalah amanah Tuhan yang harus dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan. PANDUAN NABI MUHAMMAD DALAM BISNIS.
Rasululah Saw, sangat banyak memberikan petunjuk mengenai etika bisnis, di antaranya ialah: Pertama, bahwa prinsip esensial dalam bisnis adalah kejujuran. Dalam doktrin Islam, kejujuran merupakan syarat fundamental dalam kegiatan bisnis. Rasulullah sangat intens menganjurkan kejujuran dalam aktivitas bisnis. Dalam tataran ini, beliau bersabda: “Tidak dibenarkan seorang muslim menjual satu jualan yang mempunyai aib, kecuali ia menjelaskan aibnya” (H.R. Al-Quzwani). “Siapa yang menipu kami, maka dia bukan kelompok kami” (H.R. Muslim). Rasulullah sendiri selalu bersikap jujur dalam berbisnis. Beliau melarang para pedagang meletakkan barang busuk di sebelah bawah dan barang baru di bagian atas. Kedua, kesadaran tentang signifikansi sosial kegiatan bisnis. Pelaku bisnis menurut Islam, tidak hanya sekedar mengejar keuntungan sebanyak-banyaknya, sebagaimana yang diajarkan Bapak ekonomi kapitalis, Adam Smith, tetapi juga berorientasi kepada sikap ta’awun (menolong orang lain) sebagai implikasi sosial kegiatan bisnis. Tegasnya, berbisnis, bukan mencari untung material semata, tetapi didasari kesadaran memberi kemudahan bagi orang lain dengan menjual barang. Ketiga, tidak melakukan sumpah palsu. Nabi Muhammad saw sangat intens melarang para pelaku bisnis melakukan sumpah palsu dalam melakukan transaksi bisnis Dalam sebuah hadis riwayat Bukhari, Nabi bersabda, “Dengan melakukan sumpah palsu, barang-barang memang terjual, tetapi hasilnya tidak berkah”. Dalam hadis riwayat Abu Zar, Rasulullah saw mengancam dengan azab yang pedih bagi orang yang bersumpah palsu dalam bisnis, dan Allah tidak akan memperdulikannya nanti di hari kiamat (H.R. Muslim). Praktek sumpah palsu dalam kegiatan bisnis saat ini sering dilakukan, karena dapat meyakinkan pembeli, dan pada gilirannya meningkatkan daya beli atau pemasaran. Namun, harus disadari, bahwa meskipun keuntungan yang diperoleh berlimpah, tetapi hasilnya tidak berkah. Keempat, ramah-tamah . Seorang palaku bisnis, harus bersikap ramah dalam melakukan bisnis. Nabi Muhammad Saw mengatakan, “Allah merahmati seseorang yang ramah dan toleran dalam berbisnis” (H.R. Bukhari dan Tarmizi). Kelima, tidak boleh berpura-pura menawar dengan harga tinggi, agar orang lain tertarik membeli dengan harga tersebut. Sabda Nabi Muhammad, “Janganlah kalian melakukan bisnis najsya (seorang pembeli tertentu, berkolusi dengan penjual untuk menaikkan harga, bukan dengan niat untuk membeli, tetapi agar menarik orang lain untuk membeli). Keenam, tidak boleh menjelekkan bisnis orang lain, agar orang membeli kepadanya. Nabi Muhammad Saw bersabda, “Janganlah seseorang di antara kalian menjual dengan maksud untuk menjelekkan apa yang dijual oleh orang lain” (H.R. Muttafaq ‘alaih).
Ketujuh, tidak melakukan ihtikar. Ihtikar ialah (menumpuk dan menyimpan barang dalam masa tertentu, dengan tujuan agar harganya suatu saat menjadi naik dan keuntungan besar pun diperoleh). Rasulullah melarang keras perilaku bisnis semacam itu.
Kedelapan, takaran, ukuran dan timbangan yang benar. Dalam perdagangan, timbangan yang benar dan tepat harus benar-benar diutamakan. Firman Allah: “Celakalah bagi orang yang curang, yaitu orang yang apabila menerima takaran dari orang lain, mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi” ( QS. 83: 112). Kesembilan, Bisnis tidak boleh menggangu kegiatan ibadah kepada Allah. Firman Allah, “Orang yang tidak dilalaikan oleh bisnis lantaran mengingat Allah, dan dari mendirikan shalat dan membayar zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang hari itu, hati dan penglihatan menjadi goncang”. Kesepuluh, membayar upah sebelum kering keringat karyawan. Nabi Muhammad Saw bersabda, “Berikanlah upah kepada karyawan, sebelum kering keringatnya”. Hadist ini mengindikasikan bahwa pembayaran upah tidak boleh ditunda-tunda. Pembayaran upah harus sesuai dengan kerja yang dilakuan.
Kesebelas, tidak monopoli. Salah satu keburukan sistem ekonomi kapitalis ialah melegitimasi monopoli dan oligopoli. Contoh yang sederhana adalah eksploitasi (penguasaan) individu tertentu atas hak milik sosial, seperti air, udara dan tanah dan kandungan isinya seperti barang tambang dan mineral. Individu tersebut mengeruk keuntungan secara pribadi, tanpa memberi kesempatan kepada orang lain. Ini dilarang dalam Islam. Keduabelas, tidak boleh melakukan bisnis dalam kondisi eksisnya bahaya (mudharat) yang dapat merugikan dan merusak kehidupan individu dan sosial. Misalnya, larangan melakukan bisnis senjata di saat terjadi chaos (kekacauan) politik. Tidak boleh menjual barang halal, seperti anggur kepada produsen minuman keras, karena ia diduga keras, mengolahnya menjadi miras. Semua bentuk bisnis tersebut dilarang Islam karena dapat merusak esensi hubungan sosial yang justru harus dijaga dan diperhatikan secara cermat.
Ketigabelas, komoditi bisnis yang dijual adalah barang yang suci dan halal, bukan barang yang haram, seperti babi, anjing, minuman keras, ekstasi, dsb. Nabi Muhammad Saw bersabda, “Sesungguhnya Allah mengharamkan bisnis miras, bangkai, babi dan “patung-patung” (H.R. Jabir). Keempatbelas, bisnis dilakukan dengan suka rela, tanpa paksaan. Firman Allah, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan cara yang batil, kecuali dengan jalan bisnis yang berlaku dengan suka-sama suka di antara kamu” (QS. 4: 29). Kelimabelas, Segera melunasi kredit yang menjadi kewajibannya. Rasulullah memuji seorang muslim yang memiliki perhatian serius dalam pelunasan hutangnya. Sabda Nabi Saw, “Sebaik-baik kamu, adalah orang yang paling segera membayar hutangnya” (H.R. Hakim). Keenambelas, Memberi tenggang waktu apabila pengutang (kreditor) belum mampu membayar. Sabda Nabi Saw, “Barang siapa yang menangguhkan orang yang kesulitan membayar hutang atau membebaskannya, Allah akan memberinya naungan di bawah naunganNya pada hari yang tak ada naungan kecuali naungan-Nya” (H.R. Muslim). Ketujuhbelas, bahwa bisnis yang dilaksanakan bersih dari unsur riba. Firman Allah, “Hai orang-orang yang beriman, tinggalkanlah sisa-sisa riba jika kamu beriman (QS. al-Baqarah:: 278) Pelaku dan pemakan riba dinilai Allah sebagai orang yang kesetanan (QS. 2: 275). Oleh karena itu Allah dan Rasulnya mengumumkan perang terhadap riba.
Demikianlah sebagian etika bisnis dalam perspektif Islam yang sempat diramu dari sumber ajaran Islam, baik yang bersumber dari al-Qur’an maupun Sunnah.

Sumber: http://dahlia-etikabisnis.blogspot.com

ETIKA BISNIS



ETIKA BISNIS
Nama  : Dinny Hardiyanti
Kelas   : 4 EA 13
NPM   : 19210799

Norma adalah aturan yang berlaku di kehidupan bermasyarakat. Aturan yang bertujuan untuk mencapai kehidupan masyarakat yang aman, tertib dan sentosa. Namun masih ada segelintir orang yang masih melanggar norma-norma dalam masyarakat. Norma terdiri dari 5 jenis yaitu noma agama, norma kesusilaan, norma kesopanan,norma kebiasaan dan norma hukum. Pengertian dari ke-5 jenis norma tersebut yaitu Norma Agama adalah norma yang berdasarkan pada ajaran aqidah suatu agama. Norma Kesusilaan adalah norma yang berdasarkan pada hati nurani atau ahlak manusia. Norma Kesopanan adalah norma yang berpangkal dari aturan tingkah laku yang berlaku di masyarakat. Norma Kebiasaan adalah norma yang merupakan hasil dari perbuatan yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan. Norma Hukum adalah himpunan petunjuk hidup/ perintah dan larangan yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat.
Secara umum etika dibagi menjadi 2 yaitu; Etika umum yang berarti etika yang berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjafi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam menilai baik buruknya suatu tindakan. Etika khusus merupakan etika dalam penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus.
Prinsip-prinsip dari etika bisnis yaitu; Prinsip otonomi yaitu sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadaran tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan. Prinsip kejujuran, kejujuran adalah hal dasar yang harus dilakukan jadi jika prinsip kejujuran di pegang oleh perusahaan maka akan dapat meningkatkan kepercayaan dari lingkungan perusahaan tersebut. Prinsip tidak berbuat jahat, prinsip ini berhubungan erat dengan prinsip kejujuran. Penerapan prinsip kejujuran yang ketat akan mampu meredam niat jahat perusahaan itu. Prinsip keadilan, perusahaan harus bersikap adil kepada pihak-pihak yang terkait dengan sistem bisnis. Prinsip hormat pada diri sendiri, perlunya menjaga citra baik perusahaan tersebut melalui prinsip kejujuran, tidak berniat jahat dan prinsip keadilan.
Kelompok stakeholdes adalah pihak yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh tindakan dari bisnis secara keseluruhan. Ada 3 Kriteria dan prinsip dari etika Utilitarianisme yaitu manfaat, manfaat terbesar dan manfaat terbesar bagi sebanyak mungkin orang. Nilai positif dari etika tersebut ada 3 juga yaitu Rasionalitas, utilitarisme sangat menghargai kebebasan setiap pelaku moral, dan yang terakhir universalitas. Lalu ada juga kelemahan dari etika ini ialah manfaat merupakan konsep yang begitu luas sehingga dalam kenyataan praktis akan menimbulkan kesulitan yang tidak sedikit dan tidak pernah menganggap serius nilai suatu tindakan pada dirinya sendiri dan hanya memperhatikan nilai suatu tindakan sejauh berkaitan dengan akibatnya yakni tidak pernah menganggap serius kemauan baik seseorang. Variabel yang dinilai tidak semuanya dapat dikualifikasi. Seandainya ketiga kriteria dari etika utilitarianisme saling bertentangan, maka akan ada kesulitan dalam menentukan prioritas diantara ketiganya. Etika ini membenarkan hak kelompok minoritas tertentu dikorbankan demi kepentingan mayoritas.
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (selanjutnya dalam artikel akan disingkat CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumenkaryawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungandalam segala aspek operasional perusahaan. Syarat bagi Tanggung Jawab Moral yakni; Tanggung jawab mengandaikan bahwa suatu tindakan dilakukan dengan sadar. Tanggung jawab juga mengandaikan adanya kebebasan pada tempat pertama. Tanggung jawab juga mensyaratkan bahwa orang yang melakukan tindakan tertentu memang mau melakukan tindakan itu. Bagi Status Perusahaan yakni; Pandangan Legal-creator, yang melihat perusahaan sebagai sepenuhnya ciptaan hukum dan karena itu hanya berdasarkan hukum. Pandangan Legal-recognitions, yang tidak memusatkan perhatian pada status legal perusahaan melainkan pada perusahaan sebagai suatu usaha bebas dan produktif. Serta Argumen yang menentang perlunya keterlibatan sosial perusahaan dengan tujuan utama bisnis adalah mengejar keuntungan sebesar-besarnya. Tujuan yang terbagi-bagi dan harapan yang membingungkan. Biaya keterlibatan sosial dan Kurangnya tenaga terampil dibidang kegiatan sosial. Kemudian Argumen yang mendukung perlunnya keterlibatan sosial perusahaaan  Kebutuhan dan harapan masyarakat yang semakin berubah,  Terbatasnya SDA, Lingkungan sosial yang lebih baik, Perimbangan tanggung jawab dan perusahaan, Bisnis yang mempunyai sumber-sumber daya yang berguna, Keuntungan jangka panjang
Paham tradisional dalam bisnis yaitu terdiri dari Keadilan Legal yakni menyangkut hubungan antara individu/kelompok masyarakat dengan negara, Keadilan Komutatif yakni mengatur hubungan yang adil antara satu orang dengan yang lain atau warga negara satu dengan warga negara lainnya, Keadilan Distributif ( keadilan ekonomi ) yakni distribusi ekonomi yang merata/ yang dianggap merata bagi semua warga negara.
Kemudian ada Macam- macam hak pekerja, yakni; hak atas pekerjaan, merupakan hak asasi manusia, hak atas upah yang adil, merupakan hak legal yang diterima dan di tuntut seseorang sejak ia mengika diri untuk bekerja pada suatu perusahaan, hak untuk berserikat dan berkumpul, untuk bisa memperjuangkan kepentingannya, khususnya hak atas upah yang adil, pekerja harus diakui dan dijamin haknya untuk berserikat dan berkumpul, hak untuk di proses hukum secara sah, hak ini berlaku ketika seorang pekerja dituduhdan diancam dengan hukuman tertentu karena diduga melakukan pelanggaran/ kesalahan tertentu, hak untuk diperlakukan secara sama, tidak boleh ada diskriminasi dalam perusahaan entah berdasarkan warna kulit, jenis kelamin, etnis, agama dan semacamnya, baik dalam sikap dan perlakuan gaji maupun peluang untuk jabatan, pelatihan atau pendidikan lebih lanjut, hak atas rahasia pribadi, karyawan punya hak untuk dirahasiakan data pribadinya, hak ini tidak mutlak, hak atas kebebasan suara hati, pekerja tidak boleh dipaksa untuk melakukan tindakan tertentu yang dianggapnya tidak baik atau mungkin baik menurut perusahaan jadi pekerja harus dibiarkan bebas mengikuti apa yang menurut suara hatinya adalah baik.
            Whistle blowing adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau beberapa orang karyawan untuk membocorkan kecurangan entah yang dilakukan oleh perusahaan atau atasannya kepada pihak lain. Macam- macam whistle blowing; Whistle blowing internal, terjadi ketika seorang/beberapa orang karyawan tahu mengenai kecurangan yang dilakukan oleh karyawan lain/kepala bagiannya kemudian melaporkan kecurangan itu kepada pimpinan perusahaan yang lebih tinggi, Whistle blowing eksternal, menyangkut kasus dimanaseseorang pekerja mengetahui kecurangan yang dilakukan perusahaannya lalu membocorkannya kepada masyarakat karena ia tahu bahwa kecurangan itu akan merugikan masyarakat.
Suatu kontrak dapat dikatakan baik dan adil apabila yang pertama yaitu kedua belah pihak mengetahui sepenuhnya hakikat dan kondisi persetujuan yang mereka sepakati, kedua yaitu tidak ada pihak yang memalsukan fakta tentang kondisi dan syarat-syarat kontrak, ketiga yaitu tidak ada pemaksaan, dan keempat yaitu tidak mengikat untuk tindakan yang bertentangan dengan moralitas.
Kewajiban produsen yaitu diantaranya ialah; memenuhi ketentuan yang melekat pada produk, menyingkapkan semua informasi serta tidak mengatakan yang tidak benar tentang produk yang ditawarkan. Kemudian pertimbangan gerakan konsumen yaitu diantaranya ialah; Produk yang semakin banyak dan rumit, terspesialisasinya jenis jasa, pengaruh iklan terhadap kehidupan konsumen, keamanan produk yang tidak diperhatikan, posisi konsumen yang lemah.
Iklan mempunyai dua fungsi yaitu berfungsi memberi informasi dan membentuk opini. Yang dapat dijelaskan dijelaskan bahwa iklan yang berfungsi sebagai pemberi informasi merupakan media untuk menyampaikan informasi yang sebenarnya kepada masyarakat tentang produk yang akan / sedang ditawarkan di pasar. Pada fungsi ini iklan membeberkan dan menggambarkan seluruh kenyataan serinci mungkin tentang suatu produk yang pada akhirnya untuk mencapai tujuan agar konsumen mengetahui produk tersebut dan membelinya. Dan iklan yang berfungsi sebagai pembentuk opini merupakan iklan untuk mempengaruhi massa pemilih, dengan kata lain iklan berfungsi untuk menarik dan mempengaruhi calon konsumen untuk membeli produk yang diiklankan dengan menggunakan cara menampilkan model ilkan yang persuasif, manipulatif dengan maksud menggiring konsumen untuk membeli produk.


            www.dianavia.blogspot.com
            www.ilerning.com
            www.liasetianingsih.wordpress.com
            www.susianty.wordpress.com
            www.wartawarga.gunadarma.ac.id

Minggu, 09 Juni 2013

7 TULISAN DI BLOG INI DIPEROLEH DARI : http://ceritacintaciptaancitra.blogspot.com :)

Tugas Softskill Bahasa Indonesia 2

TULISAN

Romantisme Masa Sekolah

Kadang sekolah benar-benar menguras energi, pikiran, hati dan perasaan, apalagi bila kita bicara tentang tumpukan tugas, ulangan, ujian akhir, juga tentang terror masa depan yang begitu menakutkan. Buatku, kadang sekolah tak lebih buruk dari penjara; dengan seragam yang jauh dari modis (seandainya kami punya seragam sekeren milik Blair Waldorf di Gossip Girl), jutaan aturan, juga guru penuh tuntutan (Anggaplah yang menulis paragraf ini adalah seseorang yang begitu payah di sekolah, bukannya seseorang yang sekarang sudah dewasa dan begitu betah dengan sekolah hingga mengabdikan hidupnya sebagai guru :P) Sejujurnya sekolah tidak seburuk itu, kadang dramatisasi dan kelebaian memang diperlukan (hahahaha :D)
          Tapi sekolah akan terasaaaaaaaa seperti surga bila kita bicara tentang CINTA …
          Percayalah padaku, kadang cowok imut-imut dari kelas sebelah adalah alasan kita untuk ke sekolah, walaupun di jam pertama kamu harus berhadapan dengan Matematika…atau yeah…mungkin alasan kamu ikutan klub debat hanya gara-gara kamu naksir sama ketua klub-nya. Hey aku ingin bertanya, berapa banyak diantara kita yang mengalami cinta pertamanya di bangku sekolah? Kupikir sekarang aku cuma ingin menulis beberapa hal romantis ala cinta  anak sekolah.

1.       MOS

Waktunya buat cari inceran, lirik kakak kelas yang cute atau… cowok kece di bangku belakang kamu, pasti ada banyak hal-hal silly yang terjadi pada masa orientasi, kayak kakak pendamping yang hobinya hukum cewek paling cantik di kelas, atau kakak kelas yang jadi sok seleb gara-gara tanda tangannya diburu, atau kayak tugas bikin surat cinta di hari terakhir MOS buat para kakak kelas …hahaha katanya MOS buat akrabin para siswa, tapi ujung-ujungnya masa MOS jadi ajang buat PDKT, kan?

2.       Jadi Secret Admirer


Mungkin kamu naksir kapten basket yang cool atau Ketua OSIS yang cupu tapi imut-imut, atau mungkin anak Rohis tapi cintamu kehalang gara-gara si anak basket punya cewek anak Cheers yang jutek abis, si Ketua OSIS terlalu sibuk sama organisasinya, trussss si anak Rohis emang nggak boleh pacaran, nah lho! Kadang jadi dilema kan? Nah dalam kondisi kayak gini nih kadang jadi alasan untuk seseorang jadi secret admirer, tapi jadi secret admirer tuh penuh tantangan dan memacu kreativitas. Pengen ungkapin perasaan tapi takut ditolak, tapi bisa jadi emang ada keinginan untuk nunjukkin tapi tidak dengan terang-terangan jadi ngirim surat, bikin kejutan, masang senyum malu-malu pas papas an, pernah mengalami? Pasti tau rasanya!

3.      Naksir guru muda yang single



Kadang diantara sekian guru ada tuh salah satunya yang charming, tuh bisa jadi alasan kenapa kita jadi suka sama pelajaran yang kita benci, misalnya kayak guru bahasa Inggris yang keren, banyak tuh temen-temen sekolah yang alasan minta dikursusin sepulang sekolah, paling nggak enak kalo guru PPKn yang ditaksir, nyaris ga ada alasan untuk coba diPDKT-in.

4.     Ditaksir temen sekelas



Tiba-tiba ada pesawat kertas mendarat di mejamu yang berisi pesan “are you gonna be my girl?” atau mungkin ada anak cowok rese’ yang bertingkah nyebelin cuma untuk narik perhatian, atau anak yang keringet dingin setiap kali kamu senyumin dia, atau anak cowok yang tiba-tiba jadi punya keterampilan nyampulin buku, atau nulisin kamu catatan pas kamu sakit, atau ngajakin kamu pulang bareng, nah lho! Tuh anak kemungkinan besar naksir kamu, kadang seru juga pacaran dengan teman sekelas …bisa tambah semangat belajar dan bakal jadi tengsin berat kalo kamu sampe punya nilai ulangan nggak bagus, tapi bakal ribet pas putus dan udah jadi mantan.

5.      Nyatain Cinta di Pensi


Pas pensi banyak banget tuh yang jadian, kadang pensi jadi event paling ditungguin dan dianggap sebagai waktu yang tepat buat nyatain perasaan, bakalan romantis pas kamu nyatain perasaan band yang lagi manggung lagi nyanyiin lagu cinta, tapi bakal gak enak kalo ditengah-tengah pensi kamu nyatain cinta tapi ditolak mentah-mentah, buat yang nggak kuat mental, jangan coba lakuin ini, percayalah!

6.     Hari Kelulusan


Jaman baca komik Jepang, di Jepang ada tradisi minta kancing baju kedua anak cowok pas hari kelulusan, FYI The second button of a school uniform means a token of love in Japan… kenapa harus kancing nomor dua? Jawabannya karena letaknya dekat dengan hati …hmmmm nggak tau deh di Indonesia ada cewek yang nekat minta kancing baju anak cowok nggak yah??? Tapi yang jelas buatku itu salah satu tradisi ala anak sekolah Jepang yang cute and romantic.

7.     Prom Night



Tidak ada yang bisa mengalahkan romantisme di malam prom; beban sekolah udah tiada, saatnya berpestaaaaaaaa!!! Pertanyaannnya, buat apa para cewek pake dress cantik buat apa para cowok berubah jadi charming? Karena inilah saat yang paling istimewa di akhir masa sekolah! hey buat yang udah lama mendam hati nih saat paling bagus buat ending-in, diterima bakal dikenang sampai mati, ditolak? Toh nggak bakal ketemu lagi :P
        Merindukan kisah cinta masa sekolah….buat yang masih sekolah, jangan jadiin kisah cintamu nanggung, kayak ulangan yang cuma dapat nilai Delapan bukannya Sembilan , hehehehe :P

Tugas softskill Bahasa Indonesia 2

TULISAN

Ketika Ibu Membawa Masa Lalu

Aku lebih suka menciptakan kisah masa kanak-kanakku dengan indah, hingga aku mengubur segala kenangan pahitnya, alhasil, aku sungguh-sungguh melupakan masa laluku.

***
             Jika kamu bertanya bagaimana diriku, maka akan kudeskripsikan bagaimana aku, aku wanita dewasa, mandiri, menarik. Jangan tanyakan usia, karena itu adalah pertanyaan yang membuat sensitif bagi wanita manapun, aku cukup matang untuk menikah, dan akan menikah sebentar lagi dengan sepupuku, ini jaman modern, menikahi keluarga sendiri memang terdengar seperti perjodohan yang menyedihkan, dimana si cewek terlalu putus asa karena tuntutan usia, dan para keluarga memaksakan adanya perayaan. Sejujurnya, ini bukan perjodohan, aku dan sepupuku saling jatuh cinta itu saja. Tidak melanggar hukum adat maupun hukum alam, menikahi saudara sepupu tidak termasuk incest, kan?
             Hari-hari ini aku disibukkan oleh pekerjaan yang melelahkan, menyelesaikan yang harus diselesaikan sebelum aku memasuki masa cutiku (aku adalah Head of Public Relations di salah satu Hotel bintang lima terkenal) juga oleh persiapan pernikahanku, belum lagi acara makan malam keluarga nanti malam dan juga, astaga aku lupa, aku harus menemui ibuku sekarang, driver-ku sudah menjemputnya dari airport dan sekarang aku harus menemuinya di apartement-ku. Ada rasa aneh dan canggung saat aku harus menemui ibu, wanita yang melahirkan aku.
             Beliau duduk di sana, terlihat anggun dan bijaksana, duduk tenang di sofa ruang keluarga “Apa kabar nak?” sapanya hangat, aku mencium tangannya lalu kedua pipinya, aromanya, hangat, berbau alami kayu manis, cendana, dan mawar. Aku duduk disampingnya, beliau memelukku.
             Aku tersenyum padanya, menatap jauh ke dalam matanya, berapa lama kami tak berjumpa? Yang kutahu, aku pergi begitu saja dengan salah satu kerabat Ayah, yang sekarang kupanggil Papa dan Mama, mereka mengangkatku sebagai anak, dan jadilah aku sebagai anak bungsu dari dua kakak laki-laki.
             Kurasa jawaban ‘baik’ tak cukup mewakili rentang perjalanan waktu yang terlewati antara kami, tapi aku tak punya jawaban lain.
             “Baik bu, ibu apa kabar?” aku menggenggam tangan beliau, sedikit kasar pada telapaknya, menunjukkan bahwa beliau pekerja keras. Berbanding terbalik dengan tanganku yang kuku-kukunya dirawat oleh teknik perawatan kuku ala Prancis, manicure, hal yang wajib kulakukan di akhir minggu, bersamaan dengan perawatan memanjakan diri lainnya yang disukai para wanita.
             Beliau tak menjawab hanya menatapku dalam tatapan teduh seorang ibu, aku tau beliau sangat merindukanku walau harus kuakui aku tak terlalu rindu, kadang aku bahkan nyaris melupakan wajah beliau, walaupun harus kuakui aku mewarisi wajah ini dari dirinya.
             “Nak” Itulah yang dikatakannya sebelum terhenti dan membiarkan air matanya mengalir di pipi. “Kamu sudah dewasa” serasa tak percaya, beliau mengulangi lagi, kalimat itu. “Kamu sudah dewasa.” Yang kulakukan hanya tersenyum dan mengangguk kaku.
             “Kamu akan menikah…”
             Aku mengangguk lagi dan tersenyum
             “Ibu bangga padamu nak…”
             Aku tersenyum dan merasa bahwa bayangan beliau sedikit bergoyang, seperti pemandangan terhalangi kaca berembut kala hari hujan.
             “Ibu senang melihatmu, nak” Beliau mengusap rambutku dan bersenandung kecil, lagu masa kecilku, yang sejujurnya sudah kulupakan, aku tak lagi mengingat masa-masa lalu, saat aku masih tinggal dengan ibu di kota kecil tempat kelahiranku dulu. Sejujurnya aku sendiri yang mengubur memori itu dan menciptakan kenangan baru, yang lebih menyenangkan dan lebih indah.
             “Kamu akan menikahi kakakmu, nak” ada sela tawa entah bahagia atau hanya ingin membuatku senang. Dalam konsep ibuku, sepupu itu adalah seperti kakak sendiri, dan yah aku memanggil calon suamiku hingga kini dengan sebutan kakak. Kak Diaz.
             Aku mengangguk, entah bagaimana aku tak bisa membuang rasa canggung ini.
             “Masih ada dalam kenangan ibu saat kamu kecil dulu, kamu dan kakakmu itu sering bermain-main di halaman belakang rumah nenekmu, kamu akan tertawa-tawa dan pulang dalam keadaan menangis, kakakmu itu memang paling suka menggodamu.”
             Aku memutuskan untuk tertawa kecil, kurasa itu akan terdengar lucu tapi tak begitu menurut ibuku.
             “Ibu masih ingat nak, saat kamu ketakutan, kakakmu bandel, menakuti-nakutimu dengan capung dan belalang, yang barusan ditangkapnya dengan teman-teman nakalnya. Kamu selalu di samping ibu, duduk diam sambil menyanyi, kita menyanyi bersama-sama ya nak, masih ingat lagu kesayanganmu?” jujur aku tak ingat “ ambilkan bulan bu, ambilkan bulan bu …yang selalu bersinar di langit…” ibu menyanyi dengan parau. Aku ingin melanjutkan nyanyiannya, tapi entah mengapa tak bisa terucap di lidahku, kupikir masa kecilku dulu, aku lebih akrab menyanyikan lagu lainnya, seperti; Its Raining Its Pouring, My Bonnie, atau Old MacDonald juga BINGO. Sejujurnya itu adalah lagu yang sering kudendangkan saat aku telah pergi dari ibu. Saat aku bersama keluarga baruku.
             “Masih ingat nak, apa yang ibu lakukan sambil kita bernyanyi bersama? Ibu membersihkan beras tante Novi, calon ibu mertuamu itu, menjahitkan baju-bajunya yang sobek, membersihkan biji-biji kapuk dari bantal dan kasurnya, bahkan menumbuk kopi tradisional, Om mu memang suka kopi jahe kampung. Ibu sering terkenang nak, bagaimana kita dulu, agar bisa makan. Mesti bekerja untuk keluarga sendiri, ayahmu terlalu cepat pergi jadi ibu sendiri membesarkanmu, untung Om Agung sayang padamu nak, sekarang kamu jadi orang sukses nak, ibu bangga” beliau mengangkat kerah bajunya untuk mengapus air mata.
             “Alhamdulilah, kita tak lagi terhina nak.” Beliau mengelus pipiku menatap dalam pada mataku. “Terima kasih sudah buat ibu bangga” dia menangis, tak sanggup menatap matanya yang tergenang cairan kesedihan. Aku bangkit dari sofa dan berlari menuju kamar. Aku mengenang segalanya sekarang, saat ibuku harus seperti pembantu di rumah saudara iparnya, bagaimana tanteku memerintahnya seakan beliau manusia tanpa lelah, bagaimana Kak Diaz akan merecoki ibuku dengan membuatku menangis, bagaimana…sejujurnya tak ingin kukenang, telah kulupakan segalanya, tak lagi ingin menengok ke belakang. Tapi bayangan itu seolah datang dan memberitahuku bagaimana pahitnya masa laluku. Kupandangi fotoku dan kak Diaz yang tertawa bahagia-lepas dalam figura kayu mengkilat, entah mengapa, kini, kenangan masa kecil itu mengaburkan tawa bahagia di sana, tak bisa kuputuskan memilih yang mana. Apa aku harus kembali mengenang masa lalu dan mempertimbangkan masa depanku ataukah seperti dulu, berpura-pura, selamanya?