Minggu, 19 Mei 2013

Tugas Softskill Bahasa Indonesia 2

Pengertian Resensi

1. DEFINISI RESENSI

Pengertian Resensi

Resensi berasal dari kata resensie (bahasa Belanda). Kata resensie berasal dari kata recensere (bahasa Latin), yang memiliki arti memberi penilaian. Resensi dapat pula berasal dari kata review (bahasa Inggris), yang memiliki arti lebih luas, yaitu mengupas isi buku, seni lukis, pertunjukan, musik, film, drama, dan sebagainya. ( Definisi Resensi )


Pengertian Resensi

Resensi berasal dari bahasa latin 'recensere' artinya melihat kembali, menimbang, atau menilai. Punya maksud atau makna sejajar dengan review dalam bahasa Inggris (Slamet Soewandi, 1977). Sedangkan menurut buku "Kamus Istilah Sastra" yang ditulis oleh Panuti Sudjiman (1984) dijelaskan bahwa resensi berarti hasil pembahasan dan penilaian
yang pendek tentang suatu karya tulis. Jadi, arti resensi mengacu kepada mengulas sebuah buku. Konteks ini memberi arti penilaian, mengungkap secara sekilas, membahas, atau mengkritik buku.


2. Menulis Resensi

Seperti yang telah kita pelajari, sebuah resensi buku adalah ulasan sekilas mengenai sebuah buku. Resensi biasanya mengandung penilaian tentang buku tersebut. Pada pelajaran ini, kita akan mencoba menulis resensi, khususnya resensi novel (sastra/popular). Sebuah resensi hendaknya objektif, singkat, menyeluruh, jujur, jelas pada sasarannya, bahasanya lugas, sesuai dengan selera / keterampilan pembaca. Oleh karena itu peresensi harus:

1) memahami sepenuhnya tujuan pengarang buku,

2) menyadari sepenuhnya maksud menyusun resensi,

3) memahami selera dan tingkat kemampuan/kualitas pembaca,

4) menguasai ilmu yang berhubungan dengan buku yang akan diresensi.

Untuk menulis sebuah resensi, hendaknya perlu mengetahui unsur-unsur (hal-hal) yang perlu diulas dalam resensi.

Unsur-unsur sebuah resensi adalah :

1. Judul resensi

Judul resensi tidak sama dengan judul buku. Judul resensi harus mencerminkan isi resensi.

2. Identitas buku

Identitas buku meliputi judul buku, pengarang, penerbit, tempat dan tahun terbit, jumlah halaman, dan kalau perlu mencantumkan harga buku).

3. Riwayat kepengarangan

Riwayat kepengarangan ini mengemukakan latar belakang pengarang, perbandingan dengan karya-karya sebelumnya, penghargaan yang diperoleh pengarang.

4. Gambaran umum buku (sinopsis cerita untuk karya fiksi)

Menggambarkan isi buku secara singkat dan membuat pembaca tertarik membaca buku tersebut. Untuk karya fiksi dapat dilakukan dengan memberikan ikhtisar cerita secara singkat.

5. Kelemahan dan keunggulan buku

Kelemahan dan keunggulan buku dapat meliputi segi isi (isi buku, bahasa yang digunakan, teknik penulisan buku. Untuk karya fiksi bisa menguraikan kelemahan dan keunggulan tema, tokoh, alur, latar, amanat, dan sebagainya) dan segi fisik (perwajahan, bentuk dan ukuran huruf, penjilidan, jenis kertas, dan sebagainya).

6. Gaya bahasa yang digunakan pengarang dalam buku.

7. Kesimpulan resensi

Kesimpulan ini berisi kesimpulan yang diperoleh peresensi terhadap buku yang diresensi, manfaat yang akan diperoleh pembaca jika membaca buku tersebut, golongan pembaca yang bagaimana yang perlu membaca buku tersebut, nilai buku jika dibandingkan dengan karya-karya yang lain.

Menulis resensi buku dapat dimulai dengan membaca dan memahami buku tersebut secara kritis. Memahami isi buku secara keseluruhan. Agar dapat memahami buku secara cepat bacalah kata pengantar dan pendahuluan, baca ringkasan buku yang biasanya terdapat pada sampul belakang, kemudian baca keseluruhan isi buku, dan catatlah hal-hal yang penting.

Dalam menuangkan pada tulisan resensi, pertama, perkenalkan buku tersebut dengan menuliskan identitas buku. Berikutnya gambarkan isi buku secara singkat, termasuk maksud dan tujuan penulisan buku sebagaimana dikemukakan penulisnya (biasanya terdapat dalam kata pengantar penulis atau penerbit). Setelah itu berikan ulasan mengenai isi buku tersebut, kelemahan dan keunggulannya, baik dari segi fisik maupun substansi isinya. Terakhir, berikan kesimpulan mengenai buku yang diresensi.
3. Langkah-langkah Meresensi Buku

Berikut ini adalah langkah-langkah praktis yang dapat Anda gunakan untuk membuat resensi sebuah buku.

1. Melakukan penjajakan atau pengenalan buku yang diresensi, meliputi:

· Tema buku yang diresensi, serta deskripsi buku.

· Siapa penerbit yang menerbitkan buku itu, kapan dan di mana diterbitkan, tebal (jumlah bab dan halaman), format hingga harga.

· Siapa pengarangnya: nama, latar belakang pendidikan, reputasi dan presentasi buku atau karya apa saja yang ditulis sampai alasan mengapa ia menulis buku itu.

· Penggolongan / bidang kajian buku itu: ekonomi, teknik, politik, pendidikan, psikologi, sosiologi, filsafat, bahasa, sastra, atau lainnya.

2. Membaca buku yang akan diresensi secara menyeluruh, cermat, dan teliti. Peta permasalahan dalam buku itu perlu dipahami dengan tepat dan akurat.

3. Menandai bagian-bagian buku yang memerlukan perhatian khusus dan menentukan bagian-bagian yang akan dikutip sebagai data acuan.

4. Membuat sinopsis atau intisari dari buku yang akan diresensi.

5. Menentukan sikap atau penilaian terhadap hal-hal berikut ini:

· Organisasi atau kerangka penulisan; bagaimana hubungan antar bagian satu dengan lainnya, bagaimana sistematika, dan dinamikanya.

· Isi pernyataan; bagaimana bobot idenya, seberapa kuat analisanya, bagaimana kelengkapan penyajian datanya, dan bagaimana kreativitas pemikirannya.

· Bahasa; bagaimana ejaan yang disempurnakan diterapkan, bagaimana penggunaan kalimat dan ketepatan pilihan kata di dalamnya, terutama untuk buku-buku ilmiah.

· Aspek teknis; bagaimana tata letak, bagaimana tata wajah, bagaimana kerapian dan kebersihan, dan kualitas cetakannya (apakah ada banyak salah cetak).

Sebelum melakukan penilaian, alangkah baiknya jika terlebih dahulu dibuat semacam garis besar (outline) dari resensi itu. Outline ini akan sangat membantu kita ketika menulis.

6. Mengoreksi dan merevisi hasil resensi dengan menggunakan dasar- dasar dan kriteria-kriteria yang telah kita tentukan sebelumnya.

Bahan dikutip dari sumber:
Judul Buku : Dasar-dasar Meresensi Buku
Penulis : DR. A.M. Slamet Soewandi
Penerbit : PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta Tahun : 1997
Halaman : 6 – 7

4. Contoh Resensi
Ketertindasan dan Kekuatan Perempuan Jawa



Judul : Hati Sinden

Penulis : Dwi Rahayuningnsih

Penerbit : DIVA Press

Terbit : I, Januri 2011

Tebal : 404 halaman



Ringkasan Cerita :

Perempuan Jawa adalah wajah ketertindasan. Ia tidak memiliki posisi yang sejajar dengan laki-laki. Sebaliknya, ia menjadi korban dominasi laki-laki. Di sini ada persekongkolan kultural kekuasaan yang menguatkan posisi dan peran tradisional perempuan.

Itulah yang dihadirkan oleh Dwi Rahayuningnsih lewat novel ini. Ia menghadirkan sosok perempuan Jawa dengan problem-problem budaya yang mengungkung. Namun, demi harmoni, mereka lebih memilih untuk “berdamai” dengannya.

Sayem, tokoh sentral dalam Hati Sinden, adalah simbolisasi perempuan Jawa tersebut. Ia berasal dari keluarga miskin. Dua kali ia diceraikan oleh suaminya. Pada perceraian ke dua, alasan yang digunakan ialah Sayem tidak dapat memberikan keturunan.

Perceraian itu ternyata tidak menghancurkan mentalnya. Meskipun dukanya mendalam, Sayem berusaha untuk bangkit. Ia tidak mau tenggelam dalam kesedihan. Ia terus mencoba untuk kembali menata hidupnya.

Ketertarikan Sayem kepada syair-syair Jawa klasik mendorongnya untuk menjadi sinden. Namun bukan uang ataupun popularitas yang dicarinya, melainkan ketenangan yang merasuk ke dalam hati saat ia melantunkan syair-syair Jawa yang penuh makna.

Sayem kemudian bergabung dengan sebuah grup karawitan. Di sini pun ia berhadapan dengan berbagai masalah, mulai dari perseteruan dengan sinden lain, hingga keinginan Priyo, pemimpin grup karawitan tempat ia bergabung, untuk menikahinya.

Hubungan Sayem dengan Priyo mengantarkan Sayem kepada pernikahannya yang ke tiga. Tetapi badai lagi-lagi melanda. Priyo tidak hanya ketahuan sebagai pria yang telah memiliki istri, namun juga terbongkar sebagai lelaki yang tergila-gila kepada perempuan lain.

Sayem akhirnya pasrah. Ia tidak bercerai dengan Priyo namun memutuskan untuk hidup berpisah dengan suaminya itu. Tanpa banyak bantuan dari Priyo, Sayem berusaha untuk membesarkan anak-anaknya.

Di titik inilah tampak Sayem tampil sebagai perempuan Jawa yang memiliki kekuatan. Meskipun ia berada dalam posisi yang terkalahkan, namun ia tidak melakukan pemberontakan dengan melawan kekuasaan. Sebaliknya, Sayem mencoba “bermain” dalam lingkar kekuasaan Priyo sehingga berhasil mengantarkan anak-anaknya ke dalam kehidupan yang lebih baik.

Lewat peran-peran dan nilai-nilai tradisional, Sayem berhasil menjadi pribadi yang kuat dan mengalahkan realitas dalam wilayah subordinasi yang mengepungnya. Seperti yang diungkapkan oleh Sayem sendiri bahwa hidup adalah kewajiban yang harus dilaksanakan sesuai dengan peran yang dijalankan (hal. 388).

Kesimpulan :

Novel ini seperti mengingatkan bahwa perempuan Jawa yang secara stereotip berada di bawah bayang-bayang kuasa dunia matriarki, memiliki potensi untuk menggeser hegemoni. Ia seakan mendekonstruksi struktur tanpa harus merevolusi konsepsi budaya yang telah mapan.

Kritik :

Kritik terhadap novel ini ialah, hingga separuh buku masih belum tampak dunia sinden seperti yang “dijanjikan” lewat judul. Jika saja Sayem dan dunia kesindenannya dikisahkan lebih awal, maka akan semakin banyak seluk-beluk dunia sinden yang menarik yang dapat disampaikan.***

Senin, 06 Mei 2013

Tugas Softskill Bahasa Indonesia 2

Dongeng Legenda Sungai Jodoh


Pada suatu masa di pedalaman pulau Batam, ada sebuah desa yang didiami seorang gadis yatim piatu bernama Mah Bongsu. Ia menjadi pembantu rumah tangga dari seorang majikan bernama Mak Piah. Mak Piah mempunyai seorang putri bernama Siti Mayang. Pada suatu hari, Mah Bongsu mencuci pakaian majikannya di sebuah sungai. Ular! teriak Mah Bongsu ketakutan ketika melihat seekor ulat mendekat. Ternyata ular itu tidak ganas, ia berenang ke sana ke mari sambil menunjukkan luka di punggungnya. Mah Bongsu
memberanikan diri mengambil ular yang kesakitan itu dan membawanya pulang ke rumah.
Mah Bongsu merawat ular tersebut hingga sembuh. Tubuh ular tersebut menjadi sehat dan bertambah besar. Kulit luarnya mengelupas sedikit demi sedikit. Mah Bongsu memungut kulit ular yang terkelupas itu, kemudian dibakarnya. Ajaib, setiap Mah Bongsu membakar kulit ular, timbul asap besar. Jika asap mengarah ke Negeri Singapura, maka tiba-tiba terdapat tumpukan emas berlian dan uang. Jika asapnya mengarah ke negeri Jepang, mengalirlah berbagai alat elektronik buatan Jepang. Dan bila asapnya mengarah ke kota Bandar Lampung, datang berkodi-kodi kain tapis Lampung. Dalam tempo dua, tiga bulan, Mah Bongsu menjadi kaya raya jauh melebihi Mak Piah Majikannya. Kekayaan Mah Bongsu membuat orang bertanya-tanya. Pasti Mah Bongsu memelihara tuyul, kata Mak Piah. Pak Buntal pun menggarisbawahi pernyataan istrinya itu. Bukan memelihara tuyul! Tetapi ia telah mencuri hartaku! Banyak orang menjadi penasaran dan berusaha menyelidiki asal usul harta Mah Bongsu. Untuk menyelidiki asal usul harta Mah Bongsu ternyata tidak mudah. Beberapa dari orang dusun yang penasaran telah menyelidiki berhari-hari namun tidak dapat menemukan rahasianya.
Yang penting sekarang ini, kita tidak dirugikan, kata Mak Ungkai kepada tetangganya. Bahkan Mak Ungkai dan para tetangganya mengucapkan terima kasih kepada Mah Bongsu, sebab Mah Bongsu selalu memberi bantuan mencukupi kehidupan mereka sehari-hari. Selain mereka, Mah Bongsu juga membantu para anak yatim piatu, orang yang sakit dan orang lain yang memang membutuhkan bantuan. Mah Bongsu seorang yang dermawati, sebut mereka.
Mak Piah dan Siti Mayang, anak gadisnya merasa tersaingi. Hampir setiap malam mereka mengintip ke rumah Mah Bongsu. Wah, ada ular sebesar betis? gumam Mak Piah. Dari
kulitnya yang terkelupas dan dibakar bisa mendatangkan harta karun? gumamnya lagi. Hmm, kalau begitu aku juga akan mencari ular sebesar itu, ujar Mak Piah. Mak Piah pun berjalan ke hutan mencari seekor ular. Tak lama, ia pun mendapatkan seekor ular berbisa. Dari ular berbisa ini pasti akan mendatangkan harta karun lebih banyak daripada yang didapat oleh Mah Bongsu, pikir Mak Piah. Ular itu lalu di bawa pulang. Malam harinya ular berbisa itu ditidurkan bersama Siti Mayang. Saya takut! Ular melilit dan menggigitku! teriak Siti Mayang ketakutan. Anakku, jangan takut. Bertahanlah, ular itu akan mendatangkan harta karun, ucap Mak Piah.
Sementara itu, luka ular milik Mah Bongsu sudah sembuh. Mah Bongsu semakin menyayangi ularnya. Saat Mah Bongsu menghidangkan makanan dan minuman untuk ularnya, ia tiba-tiba terkejut. Jangan terkejut. Malam ini antarkan aku ke sungai, tempat pertemuan kita dulu, kata ular yang ternyata pandai berbicara seperti manusia. Mah Bongsu mengantar ular itu ke sungai. Sesampainya di sungai, ular mengutarakan isi hatinya. Mah Bongsu, Aku ingin membalas budi yang setimpal dengan yang telah kau berikan padaku, ungkap ular itu. Aku ingin melamarmu untuk menjadi istriku, lanjutnya. Mah Bongsu semakin terkejut, ia tidak bisa menjawab sepatah katapun. Bahkan ia menjadi bingung. Ular segera menanggalkan kulitnya dan seketika itu juga berubah wujud menjadi seorang pemuda yang tampan dan gagah perkasa. Kulit ular sakti itu pun berubah wujud menjadi sebuah gedung yang megah yang terletak di halaman depan pondok Mah bongsu.
Selanjutnya tempat itu diberi nama desa Tiban asal dari kata ketiban, yang artinya kejatuhan keberuntungan atau mendapat kebahagiaan. Akhirnya, Mah Bongsu melangsungkan pernikahan dengan pemuda tampan tersebut. Pesta pun dilangsungkan tiga hari tiga malam. Berbagai macam hiburan ditampilkan. Tamu yang datang tiada henti-hentinya memberikan ucapan selamat.
Dibalik kebahagian Mah Bongsu, keadaan keluarga Mak Piah yang tamak dan loba sedang dirundung duka, karena Siti Mayang, anak gadisnya meninggal dipatuk ular berbisa. Konon, sungai pertemuan Mah Bongsu dengan ular sakti yang berubah wujud menjadi pemuda tampan itu dipercaya sebagai tempat jodoh. Sehingga sungai itu disebut Sungai Jodoh.
HIKMAH: Sikap tamak, serakah akan mengakibatkan kerugian pada diri sendiri. Sedang sikap menerima apa adanya, mau menghargai orang lain dan rela berkorban demi sesama yang membutuhkan, akan berbuah kebahagiaan.

Tugas Softskill Bahasa Indonesia 2


Dahulu, di daerah Baghdad, timur tengah, ada seorang pemuda bernama Sinbad yang kerjanya memanggul barang-barang yang berat dengan upah yang sedikit, sehingga hidupnya tergolong miskin. Suatu hari, Sinbad beristirahat di depan pintu rumah saudagar kaya karena sangat lelah dan kepanasan. Sambil istirahat, ia menyanyikan lagu. “Namaku Sinbad, hidupku sangat malang, berapapun aku bekerja dengan memanggul beban di punggung tetaplah penderitaan yang kurasakan.” Tak berapa lama muncul pelayan rumah itu, menyuruh Sinbad masuk karena dipanggil tuannya.
“Apakah namamu Sinbad ?”, “Benar Tuan”. “Namaku juga Sinbad”, kata sang saudagar. Ia pun mulai bercerita, “Dulu aku seorang pelaut. Ketika mendengar nyanyianmu, aku sangat sedih karena kau berpikir hanya kamu sendiri yang bernasib buruk, dulu nasibku juga buruk, orangtua ku meninggalkan banyak warisan, tetapi aku hanya bermain dan menghabiskan harta saja. Setelah jatuh miskin aku bertekad menjadi seorang pelaut. Aku menjual rumah dan semua perabotannya untuk membeli kapal dan seisinya. Karena sudah lama tidak menemui daratan, ketika ada daratan yang terlihat kami segera merapatkan kapal. Para awak kapal segera mempersiapkan makan siang. Mereka membakar daging dan ikan. Tiba-tiba , permukaan tanah bergoyang. Pulau itu bergerak ke atas, para pelaut berjatuhan ke laut. Begitu jatuh ke laut, aku sempat melihat ke pulau itu, ternyata pulau tersebut, berada di atas badan ikan paus. Karena ikan paus itu sudah lama tak bergerak, tubuhnya ditumbuhi pohon dan rumput, mirip seperti pulau. Mungkin karena panas dari api unggun, ia mulai bergerak liar.
Mereka yang terjatuh ke laut di libas ekor ikan paus sehingga tenggelam. Aku berusaha menyelamatkan diri dengan memeluk sebuah gentong, hingga aku pun terapung-apung di laut. Beberapa hari kemudian, aku berhasil sampai ke daratan. Aku haus, disana ada pohon kelapa. Kemudian aku memanjatnya dan mengambil buah dan meminum airnya. Tiba-tiba aku melihat ada sebutir telur yang sangat besar. Ketika turun, dan mendekati telur itu, tiba-tiba dari arah langit, terdengar suara yang menakutkan disertai suara kepakan saya yang mengerikan. Ternyata, seekor burung naga yang amat besar.
Setelah sampai disarangnya, burung naga itu tertidur sambil mengerami telurnya. Sinbad menyelinap dikaki burung itu, dan mengikat erat badannya di kaki burung naga dengan kainnya. “Kalau ia bangun, pasti ia langsung terbang dan pergi ke tempat di mana manusia tinggal.” Benar, esoknya burung naga terbang mencari makanan. Ia terbang melewati pegunungan dan akhirnya tampak sebuah daratan. Burung naga turun di sebuah tempat yang dalam di ujung jurang. Sinbad segera melepas ikatan kainnya di kaki burung dan bersembunyi di balik batu. Sekarang Sinbad berada di dasar jurang. Sinbad tertegun, melihat disekelilingnya banyak berlian.
Pada saat itu, “Bruk” ada sesuatu yang jatuh. Ternyata gundukan daging yang besar. Di gundukan daging itu menempel banyak berlian yang bersinar-sinar. Untuk mengambil berlian, manusia sengaja menjatuhkan daging ke jurang yang nantinya akan diambil oleh burung naga dengan berlian yang sudah menempel didaging itu. Sinbad mempunyai ide. Ia segera mengikatkan dirinya ke gundukan daging. Tak berapa lama burung naga datang dan mengambil gundukan daging, lalu terbang dari dasar jurang. Tiba-tiba, “Klang! Klang! Terdengar suara gong dan suling yang bergema. Burung naga yang terkejut menjatuhkan gundukan daging dan cepat-cepat terbang tinggi. Orang-orang yang datang untuk mengambil berlian, terkejut ketika melihat Sinbad.
Sinbad menceritakan semua kejadian yang dialaminya. Kemudian orang-orang pengambil berlian mengantarkan Sinbad ke pelabuhan untuk kembali ke negaranya. Sinbad menjual berlian yang didapatnya dan membeli sebuah kapal yang besar dengan awak kapal yang banyak. Ia berangkat berlayar sambil melakukan perdagangan. Suatu hari, kapal Sinbad dirampok oleh para perompak. Kemudian Sinbad dijadikan budak yang akhirnya dijual kepada seorang pemburu gajah. “Apakah kau bisa memanah?” Tanya pemburu gajah. Sang pemburu memberi Sinbad busur dan anak panah dan diajaknya ke padang rumput luas. “Ini adalah jalan gajah. Naiklah ke atas pohon, tunggu mereka datang lalu bunuh gajah itu”. “Baik tuan,” jawab Sinbad ketakutan.
Esok pagi, datang gerombolan gajah. Saat itu pemimpin gajah melihat Sinbad dan langsung menyerang pohon yang dinaiki Sinbad. Sinbad jatuh tepat di depan gajah. Gajah itu kemudian menggulung Sinbad dengan belalainya yang panjang. Sinbad mengira ia pasti akan dibunuh atau di banting ke tanah. Ternyata, gajah itu membawa Sinbad dengan kelompok mereka ke sebuah gunung batu. Akhirnya terlihat sebuah air terjun besar. Dengan membawa Sinbad, gajah itu masuk ke dalam air terjun menuju ke sebuah gua. “Ku..kuburan gajah!” Sinbad terperanjat. Di gua yang luas bertumpuk tulang dan gading gajah. Pemimpin gajah berkata,”kalau kau ingin gading ambillah seperlunya. Sebagai gantinya, berhentilah membunuh kami.” Sinbad berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya. Ia pulang dengan memanggul gading gajah dan menyerahkan ke tuannya dengan syarat tuannya tidak akan membunuh gajah lagi. Tuannya berjanji dan kemudian memberikan Sinbad uang.
“Sampai disini dulu ceritaku”, ujar Sinbad yang sudah menjadi saudagar kaya. “Aku bisa menjadi orang kaya, karena kerja keras dengan uang itu. Jangan putus asa, sampai kapanpun, apalagi jika kita masih muda,” lanjut sang saudagar.

Tugas Softskill Bahasa Indonesia 2

LAPORAN
 
  1. Laporan
Laporan adalah suatu cara komunikasi dimana penulis menyampaikan informasi kepada seseorang atau suatu badan karena tanggungjawab yang dibebankan kepadanya. Dalam laporan berisi tentang penyampaian  informasi  mengenai sebuah masalah yang telah atau tengah diselidiki dalam bentuk fakta-fakta yang diarahkan kepada pemikiran dan tindakan yang akan diambil.
Dasar-dasar laporan

2. Pemberi laporan
Laporan melibatkan orang atau pihak yang memberikan laporan. Pemberi laporan dapat berupa perseorangan, sebuah panitia yang ditugaskan untuk maksud tertentu. Dapat pula  dibuat oleh peorangan atau badan kepada seseorang atau instansi yang dianggap perlu mengetahui walaupun tidak diminta.

3. Penerima laporan
Yang menerima laporan adalah orang atau badan yang menugaskan, atau badan yang dianggap perlu mendapatkan laporan tersebut.

4.Tujuan laporan
Tujuan laporan pada umumnya berkisar pada hal-hal berikut: untuk mengatasi suatu masalah, untuk menagmbil suatu keputusan yang lebih efektif, mengetahui kemajuan dan perkembangan suatu masalah, untuk mengadakan pengawasan dan perbaikan, untuk menemukan teknik-teknik baru dan sebagainya. Pembuat laporan harus memperhatikan sungguh-sungguh tujuan laporan ini, sehingga pengarahan, ilustrasi, dan perincian diarahkan secara tepat kepada tujuan terakhir dari laporan itu.

5.Sifat laporan
Laporan yang baik harus ditulis dalam bahasa yang baik dan jelas. Isi dari laporan harus diurutkan dan dikembangkan sedemikian rupa sehingga dapat masuk akal. Fakta-fakta atau bahan-bahan yang disajikan pelapor pun harus dapat menimbulkan kepercayaan, tertama bila pelapor  itu dimaksudkan untuka mengambil suatu tindakan tertentu. Selain itu terdapat sifat-sifat laporan sebagi berikut:
  • Laporan harus bersifat imajinasi.
  • Laporan yang dibuat harus sempurna dan komplit,yang berarti tidak boleh ada hal-hal yang diabaikan bila hal-hal itu diperlukan untuk memperkuat kesimpulan dalam laporan itu.
  • Laporan juga harus disajikan secra menarik.
6.Macam-macam laporan
a)      Laporan beberbentuk formulir isian
Laporan yang berbentuk formulir isian biasanya telah disiapkan blanko daftar isian yang diarahkan kepada tujuan yanga kana dicapai. Laporan ini bersifat rutin dan seringkali berbentuk angka-angka.
b)      Laporan berbentuk surat
Bila sebuah laporan tidak banyak mengandung tabel, angka atau sesuatu hal lain yang digolongkan pada tabel dan angka, maka bentuk yang paling umum dipergunakan adalah laporan berbentuk surat. Laporan berbentuk ini tidak banyak berbeda dengan sebuah surat biasa, kecuali bahwa ada sesuatu subyek yang ingin disampaikan agar dapat diketahui oleh penerima laporan. Jika penulis laporan mempergunakan bentuk surat dalam laporannya, maka nada dan pendekatan yang bersifat pribadi memegang peranan yang penting, seperti halnya dengan surat-surat lainnya.
c)       Laporan bebentuk memorandum
Laporan yang berbentuk memorandum( saran, nota, catatan pendek) mirip dengan laporan berbentuk surat, namun biasanya lebih singkat. Biasanya digunakan untuk suatu laporan yang singkat dalam bagian-bagian suatu organisasi, atau antara atasan dan bawahan dalam suatu hubungan kerja dan seringkali bermanfaat utuka suatau laporan yang bersifat formal.
d)       Laporan perkembangan dan laporan keadaan
Laporan perkembangan pada prinsipnya berbeda dari laporan keadaan. Menurut arti laporan perkembangan adalah suatu macam laporan yang bertujuan untuk menyampaikan perkembanagn, perubahan yang bertujuan untuk menyampaikan perkembangan, perubahan, atau tahap  mana yang sudah dicapai dalam usaha untuk mencapai tujuan. Sebaliknya laporan keadaan mengandung konotasi bahwa tujuan dari laporan itu adalah menggambarkan kondisi yang ada pada saat laporan itu dibuat.
e)      Laporan berkala
La[poran semacam ini selau dibuat dalam jangka waktu tertentu. Dalam bentuk sederhan, laporan semacam ini dapat dibuat dalam bentuk formulir-formulir isian, atau dalam bentuk memorandum.
f)       Laporan laboratoris
Tujuan laporan laboratoris adalah menyampaikan hasil dari percobaan atau kegiatan yang dilakuakan dalam laboratoria. Oleh sebab itu laporan ini seringkali memuat percobaan-percobaan yang telah dilakukan. Kerangka laporan laboratoris:
  • Halaman judul
  • Obyek atau tujuan
  • Teori (yang menyangkut teori mana yang diterapkan)
  • Metode (prosedur yang digunakan)
  • Hasil-hasil yang dicapai dalam percobaan ini dengan mempergunakan metode diatas
  • Diskusi atas hasil yang telah dicapai dalam percobaan
  • Kesimpulan
  • Apendiks
  • Data asli
g)      Laporan formal dan semi formal
Laporan formal adalah laporan yang mennuhi persyaratan-persyaratan tertentu sebagai yang akan disebutkan dibawah,sedangkan nadanya bersifat impersonal dan materinya disajikan dalam suatu pola struktur seperti yang terdapat dalam buku-buku.
Ciri-ciri umum yang dijadikan pegangan untuk menetapkan apakah laporan merupakan laporan formal, adalah:
  • Harus ada halaman judul
  • Biasanya ada sebuah surat penyerahan
  • Daftar isi
  • Ada ikhtisar untuk mengawali laporan atau abstrak
  • Ada pendahuluan
  • Bila ada kesimpulan dan saran biasanya diberi judul tersendiri
  • Isi laporan yang terdiri dari judul-judul dengan tingkat yang berbeda-beda
  • Nada yang dipergunakan adalah nada resmi, gayanya bersifat impersonal
  • Jika perlu laporan formal dilengkapi dengan tabel dan angka-angka
  • Laporan formal biasanya didokumentasikan secra khusus.
h)      Laporan buku
Suatu  macam laporan untuk kepentingan pendidikan atau perkuliahan di perguruan tinggi. Laporan buku bertujuan untuk mendorong mahasiswa membaca buku-buku yang diwajibkan atau yang dianjurkan, serta meningkatkan kemampuan mereka memahami isi buku-buku tersebut. Laporan buklku tidak perlu mengikuti persyaratan bagi laporan formal,  disamping itu laporan ini berbeda dari laporan-laporan lain karena ia tidak diperlukan oleh penerima laporan. Karena itu cukup bila terdiri dari bagian-bagian berikut : judul, pendahuluan (mencakup surat penyerahan dan pendahulan), isi laporan, kesimpulan dan saran. Laporan buku tidak hanya berakhir dengan penyajian ringkasan buku, tetapi diakhiri dengan kesimpulan.
 

Tugas Softskill Bahasa Indonesia 2

BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Fenomena :
Pada abad 21 era teknologi semakin memberikan akses kemudahan bagi manusia. Manusia pada dasarnya juga menginginkan perubahan teknologi tersebut untuk memberikan kemudahan dalam proses pemenuhan kebutuhan terutama kebutuhan primer dan sekunder dimana mereka hanya perlu mencarinya di dalam satu tempat lalu mengambil serta membayarnya dengan cepat hanya dalam satu tempat saja.
Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang maju dan berkembang berbentuk usaha eceran yang mengalami perkembangan yang cukup pesat adalah Supermarket dan Departement Store. Hampir di setiap Ibu Kota Propinsi dan kota – kota besar lainnya bermunculan Pasar Swalayan dan Departement store dengan berbagai fasilitas dan pelayanan semakin lengkap untuk menghadapai persaingan ini dan agar tetap ramai di kunjungi konsumen. Maka perusahaan harus melakukan banyak cara untuk menarik minat calon konsumen maupun konsumen yang setia.
Dengan cara memberikan ciri – ciri produk maka konsumen lebih cepat ingat dengan produk tersebut,  juga memberikan harga dan kualitas yang terjamin. Dalam hal ini tentu saja strategi pemasaran yang baik harus di gunakan oleh mini market tersebut dimana kepuasan konsumen haruslah termasuk ke dalam salah satu indicator keberhasilan penjualan mereka, maka penulis mencoba mengambil judul dari penelitian ini dengan judul “ ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN ALFA MART BULAK MACAN BEKASI “
Riset terdahulu :
Di lakukannya penelitian faktor – faktor yang mempengaruhi orang – orang merasa puas terhadap pelayanan mini market alfa mart.
-          Sri Rahayu Ningsih (2011)
Kehandalan , daya tangkap,  kepastian, perhatian, bukti wujud (bukti fisik)
-          Menurut Ade Rachmawati Nurfitri (2011)
Ketersediaan produk, harga produk, adanya promo discount, keramahan petugas, lokasi sangat terjangkau
-          Menurut Dohot persadaan pangihuta (2010)
Ketersediaan produk, harga produk, adanya promo discount, keramahan petugas, lokasi sangat terjangkau
Ketersediaan produk menyatakan sangat setuju 11 responden atau 22%, setuju 29 responden atau 58%, netral 8 responden atau 16%, tidak setuju 2 responden atau 4%, sangat tidak setuju 0 responden.
  
Harga produk sangat setuju 6 responden atau 12%, setuju 11 responden atau 22%, netral 16 responden atau 32%, tidak setuju 17 responden atau 34%, sangat tidak setuju 0 responden.

  
Adanya promo discount sangat setuju 11 responden atau 22%, setuju 16 responden atau 32%, netral 15 responden atau 30%, tidak setuju 8 responden atau 16%, sangat tidak setuju 0 responden.
Keramahan petugas ketika pembeli hendak masuk dan keluar pintu sangat setuju 5 responden atau 10%, setuju 24 responden atau 48%, netral 13 responden atau 26%, tidak setuju 7 responden atau 14%, sangat tidak setuju 1 responden atau 2%.


Lokasi sangat setuju 16 responden atau 32%, setuju 28 responden atau 56%, netral 6 responden atau 12%, tidak setuju 0 responden, sangat tidak setuju 0 responden.

  
Motivasi penelitian :
-          Berdasarkan fenomena dan riset terdahulu dari Sri Rahayu Ningsih (2011), Menurut Ade Rachmawati Nurfitri (2011), Menurut Dohot persadaan pangihuta (2010) serta rekomendasi penelitian langkah dari Sri Rahayu Ningsih (2011), Menurut Ade Rachmawati Nurfitri (2011), Menurut Dohot persadaan pangihuta (2010) maka penelitian dalam mengkaji faktor – faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen merupakan motivasi penelitian ini dengan judul “ ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN ALFAMART BULAK MACAN BEKASI “
Masalah :
Dari uraian di atas maka permasalahan permasalahan yang dapat di rumuskan adalah  sebagai berikut : Berapa besarkah tingkat kepuasan konsumen mini market alfamart yang berada di bulak macan Bekasi untuk berbelanja ?
Kemampuan alfa mart dalam memberikan pelayanan bagi para konsumen terhadap barang, kualitas barang, fasilitas tempat, serta pelayanan pegawai alfa mart.
Tujuan Peneliti :
1.               Memberi gambaran singkat perusahaan tentang pelayanan yang diberikan alfamart terhadap konsumen apakah telah memuaskan konsumennya.
2.               Untuk mengetahui  hal – hal atau atribut – atribut apa saja  yang mempengaruhi konsumen dalam memilih alfamart dalam belanja.
3.               Untuk alat perbandingan peneliti selanjutnya.
4.               Untuk perusahaan sebagai alat ukur kepuasan konsumen dalam berbelanja.
BAB II
HIPOTESIS

Landasan Teori
            Eangel et al. (1995) mendefinisikan kepuasan konsumen adalah “ Satisfation is defined here as a post-consumption evaluation that a chosen alternative at least meets or exceeds expectations. In short, it has done at lest as well as you hoped it would.”
            Artinya kepuasan konsumen didefinisikan sebagai evaluasi pasca konsumsi bahwa suatu alternative yang dipilih setidaknya memenuhi atau melebihi harapan atau alternative tersebut setidaknya terlaksana sebaik yang anda harapkan. Dari sisi perilaku konsumen, kepuasan merupakan hasil proses evaluasi konsumen terhadap produk / jasa yang digunakan berkaitan dengan upaya pemenuhan dari konsumen itu sendiri.
            Dalam memberikan layanan yang bertujuan untuk memberikan kepuasan bagi pelanggan, ada beberapa yang dapat diambil. Keuntungan yang terbesar yaitu kepercayaan pelanggan, karena pelanggan menilai mutu produk atau jasa berdasarkan apa yang mereka lihat dan pahami. Manfaat dari produk dan layanan yang diberikan kepada pelanggan harus mengarah kepada peningkatan kesetiaan pelanggan (Armistead dan Clark, 1996).
Satisfaction = Service Performance – Expection
            Untuk memberikan layanan yang baik kepada pelanggan, pertama kali harus mengetahui kebutuhan dan keinginan pelanggan yaitu memastikan bahwa kebutuhan itu memuaskan. Perusahaan yang memperoleh keuntungan karena memperhatikan kebutuhan pelanggan mengenal lima obsesi antara lain :
1.     Kepuasan pelanggan
2.     Mutu produk / jasa
3.     Mendengarkan keluhan dan saran pelanggan
4.     Memahami faktor kunci layanan pada pelanggan
5.     Mencoba bekerja dengan baik
Pendekatan untuk mempelajari konsumen dalam membeli barang, ada 2 pendekatan :
1. Pendekatan Kardinal
2. Pendekatan Ordinal.
PendekatanKardinal
            Kepuasan seorang konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang dapat diukur dengan satuan kepuasan misalnya mata uang. Setiap tambahan satu unit barang yang dikonsumsi akan menambah kepuasan yang diperoleh konsumen tersebut dalam jumlah tertentu
            Tambahan kepuasan yang diperoleh dari penambahan jumlah barang yang dikonsumsi disebut kepuasan marginal (Marginal Utility) Berlaku hukum tambahan kepuasan yang semakin menurun (The Law of Diminishing Marginal Utility), yaitu besarnya kepuasan marginal akan selalu menurun dengan bertambahnya jumlah barang yang dikonsumsi secara terus menerus.
Kajian Penelitian Sejenis
Di lakukannya penelitian faktor – faktor yang mempengaruhi orang – orang merasa puas terhadap pelayanan mini market.
·                 Sri Rahayu Ningsih , Indomaret Terwaralaba Sekar Nareswari Cibubur (2011)
Kehandalan , daya tangkap,  kepastian, perhatian, bukti wujud (bukti fisik)
·                Menurut Ade Rachmawati Nurfitri , Alfa mart Sawangan Depok (2011)
Ketersediaan produk, harga produk, adanya promo discount, keramahan petugas, lokasi sangat terjangkau
·             Menurut Dohot persadaan pangihuta, Alfamart Mekarsari (2010)
Ketersediaan produk, harga produk, adanya promo discount, keramahan petugas, lokasi sangat terjangkau
            Dari analisis di tiga lokasi tersebut ternyata kepuasan konsumen di mini market mempunyai kepuasan yaitu ada beberapa faktor , diantaranya :
            1.         Ketersediaan produk (bukti wujud)
Jumlah barang yang di butuhkan oleh konsumen tersedia untuk di jual ,sehingga saat orng mencari barang tersebut selalu ada.
            2.         Harga produk
Satuan moneter atau ukuran termasuk barang dan jasa yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa dan harga produk merupakan unsur dari unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan di banding unsur bauran pemasaran yang lainnya (produk, promosi dan distribusi).
            3.         Promo discount
suatu usaha dari pemasar dalam menginformasikan dan mempengaruhi orang atau pihak lain sehingga tertarik untuk melakukan transaksi atau pertukaran produk barang atau jasa yang dipasarkannya.
            4.         Keramahan petugas
Suatu sikap seseorang yang melayani konsumennya dengan baik dan sopan.
            5.         Lokasi
Posisi atau titik spesifik dalam ruang fisik.
Hipotesis        
            Kualitas layanan adalah perspektif konsumen dalam jangka panjang dan merupakan evaluasi kognitif dari transfer jasa. Jadi kualitas layanan dapat di ukur melelui persepsi pelanggan mengenai jasa yang diberikan oleh suatu perusahaan.
            Dengan di lakukannya penelitian di berbagai lokasi atau tempat yaitu Cibubur, Depok dan Mekarsari maka faktor – faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen dalam mini market yaitu ketersediaan produk, harga produk, adanya promo discount, keramahan petugas, lokasi sangat terjangkau. Faktor tersebut merupakan alternative yang memenuhi atau melebihi harapan terlaksananya rencana atau kegiatan dalam memberikan layanan dengan baik. Maka dari beberapa faktor tersebut ,merupakan faktor – faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen di alfamart Bekasi.
Bab III
Metodologi
3.1. Metode Penelitian (jenis penelitian)
            Metode penelitian  yang penulis gunakan adalah  penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang gejala, variabel, atau  keadaan yang ada.
3.2. Waktu dan tempat
            Berdasarkan penelitian waktu dan tempat yang di lakukan yaitu :
-          Alfamart karena mini market yang paling banyak tersebar di berbagi lokasi.
-          Alfamart Bekasi karena paling banyak dan salah satu pusat keramaian penduduknya.
-          Sabtu dan Minggu karena pada hari tersebut orang-orang yang beraktifitas sperti orang bekerja sebagian besar libur dan menghabiskan waktu bersama keluarganya salah satunya berbelanja keperluan sehari-hari.
-          Jam 1600 – 2100 karena waktu tersebut rata-rata orang berbelanja karena suasana alamnya sudah tidak panas.
-          Ibu-ibu, Bapak-bapak, Anak Remaja di pilih secara random.
3.3. Populasi dan sampel
            Populasi yang di ambil 50 responden dari hasil random yaitu dari berbagai   tempat tinggalnya karena di ambil sampel random.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
1.         Obyek penelitian
Dalam penelitian ilmiah ini penulis memilih objek penelitian para konsumen pada Alfamart Bekasi Utara.
 2.        Data / Variabel
Data yang digunakan oleh penulis adalah data primer. Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan menyebar kuesioner kepada konsumen Alfamart Bekasi.
3.         Pengumpulan data / variabel
1.     Wawancara yaitu dengan mendatangi dan memberikan pertanyaan kepada pelanggan.
2.     Kuesioner yaitu dengan membagikan kertas yang berisi tentang pertanyaan – pertanyaan.
4.         Analisa skala likert
Di gunakanuntuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen terhadap pelayanan Alfamart, dengan memilih salah satu pilihan jawaban. Sekala likert merupakan skala yang memberikan sekor 1-5, untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen terhadap serangkaian pada kuesioner.
Reset terdahulu
            Di lakukannya penelitian faktor – faktor yang mempengaruhi orang – orang merasa puas terhadap pelayanan mini market. Ketersediaan produk, harga produk, adanya promo discount, keramahan petugas, lokasi sangat terjangkau.
Kategori penilain dan besar bobot
Keterangan
Bobot
Sangt Setuju
5
Setuju
4
Netral
3
Tidak Setuju
2
Sangt Tidak Setuju
1
Rumus yang di gunakan dalam skala likert :
1.     Hasil = ( Jumlah sktor * jumlah sempel ) / jumlah pertanyaan
2.     Jarak = nilai tertinggi – nilai terendah
3.     Interval = jarak / banyak kelas