Pengertian Resensi
1. DEFINISI RESENSI
Pengertian Resensi
Resensi berasal dari kata resensie (bahasa Belanda). Kata resensie
berasal dari kata recensere (bahasa Latin), yang memiliki arti memberi
penilaian. Resensi dapat pula berasal dari kata review (bahasa Inggris),
yang memiliki arti lebih luas, yaitu mengupas isi buku, seni lukis,
pertunjukan, musik, film, drama, dan sebagainya. ( Definisi Resensi )
Pengertian Resensi
Resensi berasal dari bahasa latin 'recensere' artinya melihat kembali,
menimbang, atau menilai. Punya maksud atau makna sejajar dengan review
dalam bahasa Inggris (Slamet Soewandi, 1977). Sedangkan menurut buku
"Kamus Istilah Sastra" yang ditulis oleh Panuti Sudjiman (1984)
dijelaskan bahwa resensi berarti hasil pembahasan dan penilaian
yang pendek tentang suatu karya tulis. Jadi, arti resensi mengacu kepada
mengulas sebuah buku. Konteks ini memberi arti penilaian, mengungkap
secara sekilas, membahas, atau mengkritik buku.
2. Menulis Resensi
Seperti yang telah kita pelajari, sebuah resensi buku adalah ulasan
sekilas mengenai sebuah buku. Resensi biasanya mengandung penilaian
tentang buku tersebut. Pada pelajaran ini, kita akan mencoba menulis
resensi, khususnya resensi novel (sastra/popular). Sebuah resensi
hendaknya objektif, singkat, menyeluruh, jujur, jelas pada sasarannya,
bahasanya lugas, sesuai dengan selera / keterampilan pembaca. Oleh
karena itu peresensi harus:
1) memahami sepenuhnya tujuan pengarang buku,
2) menyadari sepenuhnya maksud menyusun resensi,
3) memahami selera dan tingkat kemampuan/kualitas pembaca,
4) menguasai ilmu yang berhubungan dengan buku yang akan diresensi.
Untuk menulis sebuah resensi, hendaknya perlu mengetahui unsur-unsur (hal-hal) yang perlu diulas dalam resensi.
Unsur-unsur sebuah resensi adalah :
1. Judul resensi
Judul resensi tidak sama dengan judul buku. Judul resensi harus mencerminkan isi resensi.
2. Identitas buku
Identitas buku meliputi judul buku, pengarang, penerbit, tempat dan
tahun terbit, jumlah halaman, dan kalau perlu mencantumkan harga buku).
3. Riwayat kepengarangan
Riwayat kepengarangan ini mengemukakan latar belakang pengarang,
perbandingan dengan karya-karya sebelumnya, penghargaan yang diperoleh
pengarang.
4. Gambaran umum buku (sinopsis cerita untuk karya fiksi)
Menggambarkan isi buku secara singkat dan membuat pembaca tertarik
membaca buku tersebut. Untuk karya fiksi dapat dilakukan dengan
memberikan ikhtisar cerita secara singkat.
5. Kelemahan dan keunggulan buku
Kelemahan dan keunggulan buku dapat meliputi segi isi (isi buku, bahasa
yang digunakan, teknik penulisan buku. Untuk karya fiksi bisa
menguraikan kelemahan dan keunggulan tema, tokoh, alur, latar, amanat,
dan sebagainya) dan segi fisik (perwajahan, bentuk dan ukuran huruf,
penjilidan, jenis kertas, dan sebagainya).
6. Gaya bahasa yang digunakan pengarang dalam buku.
7. Kesimpulan resensi
Kesimpulan ini berisi kesimpulan yang diperoleh peresensi terhadap buku
yang diresensi, manfaat yang akan diperoleh pembaca jika membaca buku
tersebut, golongan pembaca yang bagaimana yang perlu membaca buku
tersebut, nilai buku jika dibandingkan dengan karya-karya yang lain.
Menulis resensi buku dapat dimulai dengan membaca dan memahami buku
tersebut secara kritis. Memahami isi buku secara keseluruhan. Agar dapat
memahami buku secara cepat bacalah kata pengantar dan pendahuluan, baca
ringkasan buku yang biasanya terdapat pada sampul belakang, kemudian
baca keseluruhan isi buku, dan catatlah hal-hal yang penting.
Dalam menuangkan pada tulisan resensi, pertama, perkenalkan buku
tersebut dengan menuliskan identitas buku. Berikutnya gambarkan isi buku
secara singkat, termasuk maksud dan tujuan penulisan buku sebagaimana
dikemukakan penulisnya (biasanya terdapat dalam kata pengantar penulis
atau penerbit). Setelah itu berikan ulasan mengenai isi buku tersebut,
kelemahan dan keunggulannya, baik dari segi fisik maupun substansi
isinya. Terakhir, berikan kesimpulan mengenai buku yang diresensi.
3. Langkah-langkah Meresensi Buku
Berikut ini adalah langkah-langkah praktis yang dapat Anda gunakan untuk membuat resensi sebuah buku.
1. Melakukan penjajakan atau pengenalan buku yang diresensi, meliputi:
· Tema buku yang diresensi, serta deskripsi buku.
· Siapa penerbit yang menerbitkan buku itu, kapan dan di mana diterbitkan, tebal (jumlah bab dan halaman), format hingga harga.
· Siapa pengarangnya: nama, latar belakang pendidikan, reputasi dan
presentasi buku atau karya apa saja yang ditulis sampai alasan mengapa
ia menulis buku itu.
· Penggolongan / bidang kajian buku itu: ekonomi, teknik, politik,
pendidikan, psikologi, sosiologi, filsafat, bahasa, sastra, atau
lainnya.
2. Membaca buku yang akan diresensi secara menyeluruh, cermat, dan
teliti. Peta permasalahan dalam buku itu perlu dipahami dengan tepat dan
akurat.
3. Menandai bagian-bagian buku yang memerlukan perhatian khusus dan
menentukan bagian-bagian yang akan dikutip sebagai data acuan.
4. Membuat sinopsis atau intisari dari buku yang akan diresensi.
5. Menentukan sikap atau penilaian terhadap hal-hal berikut ini:
· Organisasi atau kerangka penulisan; bagaimana hubungan antar bagian
satu dengan lainnya, bagaimana sistematika, dan dinamikanya.
· Isi pernyataan; bagaimana bobot idenya, seberapa kuat analisanya,
bagaimana kelengkapan penyajian datanya, dan bagaimana kreativitas
pemikirannya.
· Bahasa; bagaimana ejaan yang disempurnakan diterapkan, bagaimana
penggunaan kalimat dan ketepatan pilihan kata di dalamnya, terutama
untuk buku-buku ilmiah.
· Aspek teknis; bagaimana tata letak, bagaimana tata wajah, bagaimana
kerapian dan kebersihan, dan kualitas cetakannya (apakah ada banyak
salah cetak).
Sebelum melakukan penilaian, alangkah baiknya jika terlebih dahulu
dibuat semacam garis besar (outline) dari resensi itu. Outline ini akan
sangat membantu kita ketika menulis.
6. Mengoreksi dan merevisi hasil resensi dengan menggunakan dasar- dasar
dan kriteria-kriteria yang telah kita tentukan sebelumnya.
Bahan dikutip dari sumber:
Judul Buku : Dasar-dasar Meresensi Buku
Penulis : DR. A.M. Slamet Soewandi
Penerbit : PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta Tahun : 1997
Halaman : 6 – 7
4. Contoh Resensi
Ketertindasan dan Kekuatan Perempuan Jawa
Judul : Hati Sinden
Penulis : Dwi Rahayuningnsih
Penerbit : DIVA Press
Terbit : I, Januri 2011
Tebal : 404 halaman
Ringkasan Cerita :
Perempuan Jawa adalah wajah ketertindasan. Ia tidak memiliki posisi yang
sejajar dengan laki-laki. Sebaliknya, ia menjadi korban dominasi
laki-laki. Di sini ada persekongkolan kultural kekuasaan yang menguatkan
posisi dan peran tradisional perempuan.
Itulah yang dihadirkan oleh Dwi Rahayuningnsih lewat novel ini. Ia
menghadirkan sosok perempuan Jawa dengan problem-problem budaya yang
mengungkung. Namun, demi harmoni, mereka lebih memilih untuk “berdamai”
dengannya.
Sayem, tokoh sentral dalam Hati Sinden, adalah simbolisasi perempuan
Jawa tersebut. Ia berasal dari keluarga miskin. Dua kali ia diceraikan
oleh suaminya. Pada perceraian ke dua, alasan yang digunakan ialah Sayem
tidak dapat memberikan keturunan.
Perceraian itu ternyata tidak menghancurkan mentalnya. Meskipun dukanya
mendalam, Sayem berusaha untuk bangkit. Ia tidak mau tenggelam dalam
kesedihan. Ia terus mencoba untuk kembali menata hidupnya.
Ketertarikan Sayem kepada syair-syair Jawa klasik mendorongnya untuk
menjadi sinden. Namun bukan uang ataupun popularitas yang dicarinya,
melainkan ketenangan yang merasuk ke dalam hati saat ia melantunkan
syair-syair Jawa yang penuh makna.
Sayem kemudian bergabung dengan sebuah grup karawitan. Di sini pun ia
berhadapan dengan berbagai masalah, mulai dari perseteruan dengan sinden
lain, hingga keinginan Priyo, pemimpin grup karawitan tempat ia
bergabung, untuk menikahinya.
Hubungan Sayem dengan Priyo mengantarkan Sayem kepada pernikahannya yang
ke tiga. Tetapi badai lagi-lagi melanda. Priyo tidak hanya ketahuan
sebagai pria yang telah memiliki istri, namun juga terbongkar sebagai
lelaki yang tergila-gila kepada perempuan lain.
Sayem akhirnya pasrah. Ia tidak bercerai dengan Priyo namun memutuskan
untuk hidup berpisah dengan suaminya itu. Tanpa banyak bantuan dari
Priyo, Sayem berusaha untuk membesarkan anak-anaknya.
Di titik inilah tampak Sayem tampil sebagai perempuan Jawa yang memiliki
kekuatan. Meskipun ia berada dalam posisi yang terkalahkan, namun ia
tidak melakukan pemberontakan dengan melawan kekuasaan. Sebaliknya,
Sayem mencoba “bermain” dalam lingkar kekuasaan Priyo sehingga berhasil
mengantarkan anak-anaknya ke dalam kehidupan yang lebih baik.
Lewat peran-peran dan nilai-nilai tradisional, Sayem berhasil menjadi
pribadi yang kuat dan mengalahkan realitas dalam wilayah subordinasi
yang mengepungnya. Seperti yang diungkapkan oleh Sayem sendiri bahwa
hidup adalah kewajiban yang harus dilaksanakan sesuai dengan peran yang
dijalankan (hal. 388).
Kesimpulan :
Novel ini seperti mengingatkan bahwa perempuan Jawa yang secara
stereotip berada di bawah bayang-bayang kuasa dunia matriarki, memiliki
potensi untuk menggeser hegemoni. Ia seakan mendekonstruksi struktur
tanpa harus merevolusi konsepsi budaya yang telah mapan.
Kritik :
Kritik terhadap novel ini ialah, hingga separuh buku masih belum tampak
dunia sinden seperti yang “dijanjikan” lewat judul. Jika saja Sayem dan
dunia kesindenannya dikisahkan lebih awal, maka akan semakin banyak
seluk-beluk dunia sinden yang menarik yang dapat disampaikan.***
Minggu, 19 Mei 2013
Senin, 06 Mei 2013
Tugas Softskill Bahasa Indonesia 2
Dongeng Legenda Sungai Jodoh
Pada suatu masa di pedalaman pulau Batam, ada sebuah desa yang
didiami seorang gadis yatim piatu bernama Mah Bongsu. Ia menjadi
pembantu rumah tangga dari seorang majikan bernama Mak Piah. Mak Piah
mempunyai seorang putri bernama Siti Mayang. Pada suatu hari, Mah Bongsu
mencuci pakaian majikannya di sebuah sungai. Ular! teriak Mah Bongsu
ketakutan ketika melihat seekor ulat mendekat. Ternyata ular itu tidak
ganas, ia berenang ke sana ke mari sambil menunjukkan luka di
punggungnya. Mah Bongsu
memberanikan diri mengambil ular yang kesakitan itu dan membawanya pulang ke rumah.
memberanikan diri mengambil ular yang kesakitan itu dan membawanya pulang ke rumah.
Mah Bongsu merawat ular tersebut hingga sembuh. Tubuh ular tersebut
menjadi sehat dan bertambah besar. Kulit luarnya mengelupas sedikit demi
sedikit. Mah Bongsu memungut kulit ular yang terkelupas itu, kemudian
dibakarnya. Ajaib, setiap Mah Bongsu membakar kulit ular, timbul asap
besar. Jika asap mengarah ke Negeri Singapura, maka tiba-tiba terdapat
tumpukan emas berlian dan uang. Jika asapnya mengarah ke negeri Jepang,
mengalirlah berbagai alat elektronik buatan Jepang. Dan bila asapnya
mengarah ke kota Bandar Lampung, datang berkodi-kodi kain tapis Lampung.
Dalam tempo dua, tiga bulan, Mah Bongsu menjadi kaya raya jauh melebihi
Mak Piah Majikannya. Kekayaan Mah Bongsu membuat orang bertanya-tanya.
Pasti Mah Bongsu memelihara tuyul, kata Mak Piah. Pak Buntal pun
menggarisbawahi pernyataan istrinya itu. Bukan memelihara tuyul! Tetapi
ia telah mencuri hartaku! Banyak orang menjadi penasaran dan berusaha
menyelidiki asal usul harta Mah Bongsu. Untuk menyelidiki asal usul
harta Mah Bongsu ternyata tidak mudah. Beberapa dari orang dusun yang
penasaran telah menyelidiki berhari-hari namun tidak dapat menemukan
rahasianya.
Yang penting sekarang ini, kita tidak dirugikan, kata Mak Ungkai
kepada tetangganya. Bahkan Mak Ungkai dan para tetangganya mengucapkan
terima kasih kepada Mah Bongsu, sebab Mah Bongsu selalu memberi bantuan
mencukupi kehidupan mereka sehari-hari. Selain mereka, Mah Bongsu juga
membantu para anak yatim piatu, orang yang sakit dan orang lain yang
memang membutuhkan bantuan. Mah Bongsu seorang yang dermawati, sebut
mereka.
Mak Piah dan Siti Mayang, anak gadisnya merasa tersaingi. Hampir
setiap malam mereka mengintip ke rumah Mah Bongsu. Wah, ada ular sebesar
betis? gumam Mak Piah. Dari
kulitnya yang terkelupas dan dibakar bisa mendatangkan harta karun? gumamnya lagi. Hmm, kalau begitu aku juga akan mencari ular sebesar itu, ujar Mak Piah. Mak Piah pun berjalan ke hutan mencari seekor ular. Tak lama, ia pun mendapatkan seekor ular berbisa. Dari ular berbisa ini pasti akan mendatangkan harta karun lebih banyak daripada yang didapat oleh Mah Bongsu, pikir Mak Piah. Ular itu lalu di bawa pulang. Malam harinya ular berbisa itu ditidurkan bersama Siti Mayang. Saya takut! Ular melilit dan menggigitku! teriak Siti Mayang ketakutan. Anakku, jangan takut. Bertahanlah, ular itu akan mendatangkan harta karun, ucap Mak Piah.
kulitnya yang terkelupas dan dibakar bisa mendatangkan harta karun? gumamnya lagi. Hmm, kalau begitu aku juga akan mencari ular sebesar itu, ujar Mak Piah. Mak Piah pun berjalan ke hutan mencari seekor ular. Tak lama, ia pun mendapatkan seekor ular berbisa. Dari ular berbisa ini pasti akan mendatangkan harta karun lebih banyak daripada yang didapat oleh Mah Bongsu, pikir Mak Piah. Ular itu lalu di bawa pulang. Malam harinya ular berbisa itu ditidurkan bersama Siti Mayang. Saya takut! Ular melilit dan menggigitku! teriak Siti Mayang ketakutan. Anakku, jangan takut. Bertahanlah, ular itu akan mendatangkan harta karun, ucap Mak Piah.
Sementara itu, luka ular milik Mah Bongsu sudah sembuh. Mah Bongsu
semakin menyayangi ularnya. Saat Mah Bongsu menghidangkan makanan dan
minuman untuk ularnya, ia tiba-tiba terkejut. Jangan terkejut. Malam ini
antarkan aku ke sungai, tempat pertemuan kita dulu, kata ular yang
ternyata pandai berbicara seperti manusia. Mah Bongsu mengantar ular itu
ke sungai. Sesampainya di sungai, ular mengutarakan isi hatinya. Mah
Bongsu, Aku ingin membalas budi yang setimpal dengan yang telah kau
berikan padaku, ungkap ular itu. Aku ingin melamarmu untuk menjadi
istriku, lanjutnya. Mah Bongsu semakin terkejut, ia tidak bisa menjawab
sepatah katapun. Bahkan ia menjadi bingung. Ular segera menanggalkan
kulitnya dan seketika itu juga berubah wujud menjadi seorang pemuda yang
tampan dan gagah perkasa. Kulit ular sakti itu pun berubah wujud
menjadi sebuah gedung yang megah yang terletak di halaman depan pondok
Mah bongsu.
Selanjutnya tempat itu diberi nama desa Tiban asal dari kata ketiban,
yang artinya kejatuhan keberuntungan atau mendapat kebahagiaan.
Akhirnya, Mah Bongsu melangsungkan pernikahan dengan pemuda tampan
tersebut. Pesta pun dilangsungkan tiga hari tiga malam. Berbagai macam
hiburan ditampilkan. Tamu yang datang tiada henti-hentinya memberikan
ucapan selamat.
Dibalik kebahagian Mah Bongsu, keadaan keluarga Mak Piah yang tamak
dan loba sedang dirundung duka, karena Siti Mayang, anak gadisnya
meninggal dipatuk ular berbisa. Konon, sungai pertemuan Mah Bongsu
dengan ular sakti yang berubah wujud menjadi pemuda tampan itu dipercaya
sebagai tempat jodoh. Sehingga sungai itu disebut Sungai Jodoh.
HIKMAH: Sikap tamak, serakah akan mengakibatkan kerugian pada diri sendiri. Sedang sikap menerima apa adanya, mau menghargai orang lain dan rela berkorban demi sesama yang membutuhkan, akan berbuah kebahagiaan.
Tugas Softskill Bahasa Indonesia 2
Dahulu, di daerah Baghdad, timur tengah, ada seorang pemuda bernama Sinbad yang kerjanya memanggul barang-barang yang berat dengan upah yang sedikit, sehingga hidupnya tergolong miskin. Suatu hari, Sinbad beristirahat di depan pintu rumah saudagar kaya karena sangat lelah dan kepanasan. Sambil istirahat, ia menyanyikan lagu. “Namaku Sinbad, hidupku sangat malang, berapapun aku bekerja dengan memanggul beban di punggung tetaplah penderitaan yang kurasakan.” Tak berapa lama muncul pelayan rumah itu, menyuruh Sinbad masuk karena dipanggil tuannya.
“Apakah namamu Sinbad ?”, “Benar Tuan”. “Namaku juga Sinbad”, kata sang saudagar. Ia pun mulai bercerita, “Dulu aku seorang pelaut. Ketika mendengar nyanyianmu, aku sangat sedih karena kau berpikir hanya kamu sendiri yang bernasib buruk, dulu nasibku juga buruk, orangtua ku meninggalkan banyak warisan, tetapi aku hanya bermain dan menghabiskan harta saja. Setelah jatuh miskin aku bertekad menjadi seorang pelaut. Aku menjual rumah dan semua perabotannya untuk membeli kapal dan seisinya. Karena sudah lama tidak menemui daratan, ketika ada daratan yang terlihat kami segera merapatkan kapal. Para awak kapal segera mempersiapkan makan siang. Mereka membakar daging dan ikan. Tiba-tiba , permukaan tanah bergoyang. Pulau itu bergerak ke atas, para pelaut berjatuhan ke laut. Begitu jatuh ke laut, aku sempat melihat ke pulau itu, ternyata pulau tersebut, berada di atas badan ikan paus. Karena ikan paus itu sudah lama tak bergerak, tubuhnya ditumbuhi pohon dan rumput, mirip seperti pulau. Mungkin karena panas dari api unggun, ia mulai bergerak liar.
Mereka yang terjatuh ke laut di libas ekor ikan paus sehingga tenggelam. Aku berusaha menyelamatkan diri dengan memeluk sebuah gentong, hingga aku pun terapung-apung di laut. Beberapa hari kemudian, aku berhasil sampai ke daratan. Aku haus, disana ada pohon kelapa. Kemudian aku memanjatnya dan mengambil buah dan meminum airnya. Tiba-tiba aku melihat ada sebutir telur yang sangat besar. Ketika turun, dan mendekati telur itu, tiba-tiba dari arah langit, terdengar suara yang menakutkan disertai suara kepakan saya yang mengerikan. Ternyata, seekor burung naga yang amat besar.
Setelah sampai disarangnya, burung naga itu tertidur sambil mengerami telurnya. Sinbad menyelinap dikaki burung itu, dan mengikat erat badannya di kaki burung naga dengan kainnya. “Kalau ia bangun, pasti ia langsung terbang dan pergi ke tempat di mana manusia tinggal.” Benar, esoknya burung naga terbang mencari makanan. Ia terbang melewati pegunungan dan akhirnya tampak sebuah daratan. Burung naga turun di sebuah tempat yang dalam di ujung jurang. Sinbad segera melepas ikatan kainnya di kaki burung dan bersembunyi di balik batu. Sekarang Sinbad berada di dasar jurang. Sinbad tertegun, melihat disekelilingnya banyak berlian.
Pada saat itu, “Bruk” ada sesuatu yang jatuh. Ternyata gundukan daging yang besar. Di gundukan daging itu menempel banyak berlian yang bersinar-sinar. Untuk mengambil berlian, manusia sengaja menjatuhkan daging ke jurang yang nantinya akan diambil oleh burung naga dengan berlian yang sudah menempel didaging itu. Sinbad mempunyai ide. Ia segera mengikatkan dirinya ke gundukan daging. Tak berapa lama burung naga datang dan mengambil gundukan daging, lalu terbang dari dasar jurang. Tiba-tiba, “Klang! Klang! Terdengar suara gong dan suling yang bergema. Burung naga yang terkejut menjatuhkan gundukan daging dan cepat-cepat terbang tinggi. Orang-orang yang datang untuk mengambil berlian, terkejut ketika melihat Sinbad.
Sinbad menceritakan semua kejadian yang dialaminya. Kemudian orang-orang pengambil berlian mengantarkan Sinbad ke pelabuhan untuk kembali ke negaranya. Sinbad menjual berlian yang didapatnya dan membeli sebuah kapal yang besar dengan awak kapal yang banyak. Ia berangkat berlayar sambil melakukan perdagangan. Suatu hari, kapal Sinbad dirampok oleh para perompak. Kemudian Sinbad dijadikan budak yang akhirnya dijual kepada seorang pemburu gajah. “Apakah kau bisa memanah?” Tanya pemburu gajah. Sang pemburu memberi Sinbad busur dan anak panah dan diajaknya ke padang rumput luas. “Ini adalah jalan gajah. Naiklah ke atas pohon, tunggu mereka datang lalu bunuh gajah itu”. “Baik tuan,” jawab Sinbad ketakutan.
Esok pagi, datang gerombolan gajah. Saat itu pemimpin gajah melihat Sinbad dan langsung menyerang pohon yang dinaiki Sinbad. Sinbad jatuh tepat di depan gajah. Gajah itu kemudian menggulung Sinbad dengan belalainya yang panjang. Sinbad mengira ia pasti akan dibunuh atau di banting ke tanah. Ternyata, gajah itu membawa Sinbad dengan kelompok mereka ke sebuah gunung batu. Akhirnya terlihat sebuah air terjun besar. Dengan membawa Sinbad, gajah itu masuk ke dalam air terjun menuju ke sebuah gua. “Ku..kuburan gajah!” Sinbad terperanjat. Di gua yang luas bertumpuk tulang dan gading gajah. Pemimpin gajah berkata,”kalau kau ingin gading ambillah seperlunya. Sebagai gantinya, berhentilah membunuh kami.” Sinbad berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya. Ia pulang dengan memanggul gading gajah dan menyerahkan ke tuannya dengan syarat tuannya tidak akan membunuh gajah lagi. Tuannya berjanji dan kemudian memberikan Sinbad uang.
“Sampai disini dulu ceritaku”, ujar Sinbad yang sudah menjadi saudagar kaya. “Aku bisa menjadi orang kaya, karena kerja keras dengan uang itu. Jangan putus asa, sampai kapanpun, apalagi jika kita masih muda,” lanjut sang saudagar.
Tugas Softskill Bahasa Indonesia 2
LAPORAN
- Laporan
Laporan adalah suatu cara komunikasi dimana penulis menyampaikan
informasi kepada seseorang atau suatu badan karena tanggungjawab yang
dibebankan kepadanya. Dalam laporan berisi tentang penyampaian
informasi mengenai sebuah masalah yang telah atau tengah diselidiki
dalam bentuk fakta-fakta yang diarahkan kepada pemikiran dan tindakan
yang akan diambil.
Dasar-dasar laporan2. Pemberi laporan
Laporan melibatkan orang atau pihak yang memberikan laporan. Pemberi
laporan dapat berupa perseorangan, sebuah panitia yang ditugaskan untuk
maksud tertentu. Dapat pula dibuat oleh peorangan atau badan kepada
seseorang atau instansi yang dianggap perlu mengetahui walaupun tidak
diminta.
3. Penerima laporan
Yang menerima laporan adalah orang atau badan yang menugaskan, atau badan yang dianggap perlu mendapatkan laporan tersebut.
4.Tujuan laporan
Tujuan laporan pada umumnya berkisar pada hal-hal berikut: untuk
mengatasi suatu masalah, untuk menagmbil suatu keputusan yang lebih
efektif, mengetahui kemajuan dan perkembangan suatu masalah, untuk
mengadakan pengawasan dan perbaikan, untuk menemukan teknik-teknik baru
dan sebagainya. Pembuat laporan harus memperhatikan sungguh-sungguh
tujuan laporan ini, sehingga pengarahan, ilustrasi, dan perincian
diarahkan secara tepat kepada tujuan terakhir dari laporan itu.
5.Sifat laporan
Laporan yang baik harus ditulis dalam bahasa yang baik dan jelas. Isi
dari laporan harus diurutkan dan dikembangkan sedemikian rupa sehingga
dapat masuk akal. Fakta-fakta atau bahan-bahan yang disajikan pelapor
pun harus dapat menimbulkan kepercayaan, tertama bila pelapor itu
dimaksudkan untuka mengambil suatu tindakan tertentu. Selain itu
terdapat sifat-sifat laporan sebagi berikut:
- Laporan harus bersifat imajinasi.
- Laporan yang dibuat harus sempurna dan komplit,yang berarti tidak boleh ada hal-hal yang diabaikan bila hal-hal itu diperlukan untuk memperkuat kesimpulan dalam laporan itu.
- Laporan juga harus disajikan secra menarik.
a) Laporan beberbentuk formulir isian
Laporan yang berbentuk formulir isian biasanya telah disiapkan blanko
daftar isian yang diarahkan kepada tujuan yanga kana dicapai. Laporan
ini bersifat rutin dan seringkali berbentuk angka-angka.
b) Laporan berbentuk surat
Bila sebuah laporan tidak banyak mengandung tabel, angka atau sesuatu
hal lain yang digolongkan pada tabel dan angka, maka bentuk yang paling
umum dipergunakan adalah laporan berbentuk surat. Laporan berbentuk ini
tidak banyak berbeda dengan sebuah surat biasa, kecuali bahwa ada
sesuatu subyek yang ingin disampaikan agar dapat diketahui oleh penerima
laporan. Jika penulis laporan mempergunakan bentuk surat dalam
laporannya, maka nada dan pendekatan yang bersifat pribadi memegang
peranan yang penting, seperti halnya dengan surat-surat lainnya.
c) Laporan bebentuk memorandum
Laporan yang berbentuk memorandum( saran, nota, catatan pendek) mirip
dengan laporan berbentuk surat, namun biasanya lebih singkat. Biasanya
digunakan untuk suatu laporan yang singkat dalam bagian-bagian suatu
organisasi, atau antara atasan dan bawahan dalam suatu hubungan kerja
dan seringkali bermanfaat utuka suatau laporan yang bersifat formal.
d) Laporan perkembangan dan laporan keadaan
Laporan perkembangan pada prinsipnya berbeda dari laporan keadaan.
Menurut arti laporan perkembangan adalah suatu macam laporan yang
bertujuan untuk menyampaikan perkembanagn, perubahan yang bertujuan
untuk menyampaikan perkembangan, perubahan, atau tahap mana yang sudah
dicapai dalam usaha untuk mencapai tujuan. Sebaliknya laporan keadaan
mengandung konotasi bahwa tujuan dari laporan itu adalah menggambarkan
kondisi yang ada pada saat laporan itu dibuat.
e) Laporan berkala
La[poran semacam ini selau dibuat dalam jangka waktu tertentu. Dalam
bentuk sederhan, laporan semacam ini dapat dibuat dalam bentuk
formulir-formulir isian, atau dalam bentuk memorandum.
f) Laporan laboratoris
Tujuan laporan laboratoris adalah menyampaikan hasil dari percobaan
atau kegiatan yang dilakuakan dalam laboratoria. Oleh sebab itu laporan
ini seringkali memuat percobaan-percobaan yang telah dilakukan. Kerangka
laporan laboratoris:
- Halaman judul
- Obyek atau tujuan
- Teori (yang menyangkut teori mana yang diterapkan)
- Metode (prosedur yang digunakan)
- Hasil-hasil yang dicapai dalam percobaan ini dengan mempergunakan metode diatas
- Diskusi atas hasil yang telah dicapai dalam percobaan
- Kesimpulan
- Apendiks
- Data asli
Laporan formal adalah laporan yang mennuhi persyaratan-persyaratan
tertentu sebagai yang akan disebutkan dibawah,sedangkan nadanya bersifat
impersonal dan materinya disajikan dalam suatu pola struktur seperti
yang terdapat dalam buku-buku.
Ciri-ciri umum yang dijadikan pegangan untuk menetapkan apakah laporan merupakan laporan formal, adalah:- Harus ada halaman judul
- Biasanya ada sebuah surat penyerahan
- Daftar isi
- Ada ikhtisar untuk mengawali laporan atau abstrak
- Ada pendahuluan
- Bila ada kesimpulan dan saran biasanya diberi judul tersendiri
- Isi laporan yang terdiri dari judul-judul dengan tingkat yang berbeda-beda
- Nada yang dipergunakan adalah nada resmi, gayanya bersifat impersonal
- Jika perlu laporan formal dilengkapi dengan tabel dan angka-angka
- Laporan formal biasanya didokumentasikan secra khusus.
Suatu macam laporan untuk kepentingan pendidikan atau perkuliahan di
perguruan tinggi. Laporan buku bertujuan untuk mendorong mahasiswa
membaca buku-buku yang diwajibkan atau yang dianjurkan, serta
meningkatkan kemampuan mereka memahami isi buku-buku tersebut. Laporan
buklku tidak perlu mengikuti persyaratan bagi laporan formal, disamping
itu laporan ini berbeda dari laporan-laporan lain karena ia tidak
diperlukan oleh penerima laporan. Karena itu cukup bila terdiri dari
bagian-bagian berikut : judul, pendahuluan (mencakup surat penyerahan
dan pendahulan), isi laporan, kesimpulan dan saran. Laporan buku tidak
hanya berakhir dengan penyajian ringkasan buku, tetapi diakhiri dengan
kesimpulan.
Tugas Softskill Bahasa Indonesia 2
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Fenomena :
Pada abad 21 era
teknologi semakin memberikan akses kemudahan bagi manusia. Manusia pada
dasarnya juga menginginkan perubahan teknologi tersebut untuk memberikan
kemudahan dalam proses pemenuhan kebutuhan terutama kebutuhan primer dan
sekunder dimana mereka hanya perlu mencarinya di dalam satu tempat lalu
mengambil serta membayarnya dengan cepat hanya dalam satu tempat saja.
Seiring dengan
pertumbuhan ekonomi yang maju dan berkembang berbentuk usaha eceran yang
mengalami perkembangan yang cukup pesat adalah Supermarket dan Departement
Store. Hampir di setiap Ibu Kota Propinsi dan kota – kota besar lainnya
bermunculan Pasar Swalayan dan Departement store dengan berbagai fasilitas dan
pelayanan semakin lengkap untuk menghadapai persaingan ini dan agar tetap ramai
di kunjungi konsumen. Maka perusahaan harus melakukan banyak cara untuk menarik
minat calon konsumen maupun konsumen yang setia.
Dengan cara memberikan
ciri – ciri produk maka konsumen lebih cepat ingat dengan produk
tersebut, juga memberikan harga dan kualitas yang terjamin. Dalam hal ini
tentu saja strategi pemasaran yang baik harus di gunakan oleh mini market
tersebut dimana kepuasan konsumen haruslah termasuk ke dalam salah satu
indicator keberhasilan penjualan mereka, maka penulis mencoba mengambil judul
dari penelitian ini dengan judul “ ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN ALFA MART
BULAK MACAN BEKASI “
Riset terdahulu :
Di lakukannya penelitian
faktor – faktor yang mempengaruhi orang – orang merasa puas terhadap pelayanan
mini market alfa mart.
-
Sri Rahayu Ningsih (2011)
Kehandalan , daya
tangkap, kepastian, perhatian, bukti wujud (bukti fisik)
-
Menurut Ade Rachmawati Nurfitri (2011)
Ketersediaan produk,
harga produk, adanya promo discount, keramahan petugas, lokasi sangat terjangkau
-
Menurut Dohot persadaan pangihuta (2010)
Ketersediaan produk,
harga produk, adanya promo discount, keramahan petugas, lokasi sangat
terjangkau
Ketersediaan produk
menyatakan sangat setuju 11 responden atau 22%, setuju 29 responden atau 58%,
netral 8 responden atau 16%, tidak setuju 2 responden atau 4%, sangat tidak
setuju 0 responden.
Harga produk sangat setuju 6 responden atau 12%,
setuju 11 responden atau 22%, netral 16 responden atau 32%, tidak setuju 17
responden atau 34%, sangat tidak setuju 0 responden.
Adanya promo discount
sangat setuju 11 responden atau 22%, setuju 16 responden atau 32%, netral 15
responden atau 30%, tidak setuju 8 responden atau 16%, sangat tidak setuju 0
responden.
Keramahan petugas ketika
pembeli hendak masuk dan keluar pintu sangat setuju 5 responden atau 10%,
setuju 24 responden atau 48%, netral 13 responden atau 26%, tidak setuju 7
responden atau 14%, sangat tidak setuju 1 responden atau 2%.
Lokasi sangat setuju 16 responden atau 32%,
setuju 28 responden atau 56%, netral 6 responden atau 12%, tidak setuju 0
responden, sangat tidak setuju 0 responden.
Motivasi penelitian :
-
Berdasarkan fenomena dan riset terdahulu dari Sri Rahayu Ningsih (2011),
Menurut Ade Rachmawati Nurfitri (2011), Menurut Dohot persadaan pangihuta
(2010) serta rekomendasi penelitian langkah dari Sri Rahayu Ningsih (2011),
Menurut Ade Rachmawati Nurfitri (2011), Menurut Dohot persadaan pangihuta
(2010) maka penelitian dalam mengkaji faktor – faktor yang mempengaruhi
kepuasan konsumen merupakan motivasi penelitian ini dengan judul “ ANALISIS
TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN ALFAMART BULAK MACAN BEKASI “
Masalah :
Dari uraian di atas maka
permasalahan permasalahan yang dapat di rumuskan adalah sebagai berikut :
Berapa besarkah tingkat kepuasan konsumen mini market alfamart yang berada di
bulak macan Bekasi untuk berbelanja ?
Kemampuan alfa mart
dalam memberikan pelayanan bagi para konsumen terhadap barang, kualitas barang,
fasilitas tempat, serta pelayanan pegawai alfa mart.
Tujuan Peneliti :
1.
Memberi gambaran singkat
perusahaan tentang pelayanan yang diberikan alfamart terhadap konsumen apakah
telah memuaskan konsumennya.
2.
Untuk mengetahui
hal – hal atau atribut – atribut apa saja yang mempengaruhi konsumen
dalam memilih alfamart dalam belanja.
3.
Untuk alat perbandingan
peneliti selanjutnya.
4.
Untuk perusahaan sebagai
alat ukur kepuasan konsumen dalam berbelanja.
BAB II
HIPOTESIS
Landasan
Teori
Eangel et al. (1995) mendefinisikan
kepuasan konsumen adalah “ Satisfation is defined here as a
post-consumption evaluation that a chosen alternative at least meets or exceeds
expectations. In short, it has done at lest as well as you hoped it
would.”
Artinya kepuasan konsumen
didefinisikan sebagai evaluasi pasca konsumsi bahwa suatu alternative yang
dipilih setidaknya memenuhi atau melebihi harapan atau alternative tersebut
setidaknya terlaksana sebaik yang anda harapkan. Dari sisi perilaku konsumen,
kepuasan merupakan hasil proses evaluasi konsumen terhadap produk / jasa yang
digunakan berkaitan dengan upaya pemenuhan dari konsumen itu sendiri.
Dalam memberikan layanan yang
bertujuan untuk memberikan kepuasan bagi pelanggan, ada beberapa yang dapat
diambil. Keuntungan yang terbesar yaitu kepercayaan pelanggan, karena pelanggan
menilai mutu produk atau jasa berdasarkan apa yang mereka lihat dan pahami.
Manfaat dari produk dan layanan yang diberikan kepada pelanggan harus mengarah
kepada peningkatan kesetiaan pelanggan (Armistead dan Clark, 1996).
Satisfaction = Service Performance – Expection
Untuk memberikan layanan yang baik
kepada pelanggan, pertama kali harus mengetahui kebutuhan dan keinginan
pelanggan yaitu memastikan bahwa kebutuhan itu memuaskan. Perusahaan yang
memperoleh keuntungan karena memperhatikan kebutuhan pelanggan mengenal lima
obsesi antara lain :
1.
Kepuasan pelanggan
2.
Mutu produk / jasa
3.
Mendengarkan keluhan dan saran
pelanggan
4.
Memahami faktor kunci layanan pada
pelanggan
5.
Mencoba bekerja dengan baik
Pendekatan
untuk mempelajari konsumen dalam membeli barang, ada 2 pendekatan :
1.
Pendekatan Kardinal
2. Pendekatan Ordinal.
2. Pendekatan Ordinal.
PendekatanKardinal
Kepuasan seorang konsumen dalam
mengkonsumsi suatu barang dapat diukur dengan satuan kepuasan misalnya mata
uang. Setiap tambahan satu unit barang yang dikonsumsi akan menambah kepuasan
yang diperoleh konsumen tersebut dalam jumlah tertentu
Tambahan kepuasan yang diperoleh
dari penambahan jumlah barang yang dikonsumsi disebut kepuasan marginal
(Marginal Utility) Berlaku hukum tambahan kepuasan yang semakin menurun (The
Law of Diminishing Marginal Utility), yaitu besarnya kepuasan marginal akan
selalu menurun dengan bertambahnya jumlah barang yang dikonsumsi secara terus
menerus.
Kajian
Penelitian Sejenis
Di
lakukannya penelitian faktor – faktor yang mempengaruhi orang – orang merasa
puas terhadap pelayanan mini market.
·
Sri Rahayu Ningsih , Indomaret Terwaralaba Sekar Nareswari Cibubur
(2011)
Kehandalan
, daya tangkap, kepastian, perhatian, bukti wujud (bukti fisik)
·
Menurut Ade Rachmawati Nurfitri , Alfa mart Sawangan Depok (2011)
Ketersediaan
produk, harga produk, adanya promo discount, keramahan petugas, lokasi sangat
terjangkau
·
Menurut
Dohot persadaan pangihuta, Alfamart Mekarsari (2010)
Ketersediaan
produk, harga produk, adanya promo discount, keramahan petugas, lokasi sangat
terjangkau
Dari analisis di tiga lokasi
tersebut ternyata kepuasan konsumen di mini market mempunyai kepuasan yaitu ada
beberapa faktor , diantaranya :
1. Ketersediaan
produk (bukti wujud)
Jumlah
barang yang di butuhkan oleh konsumen tersedia untuk di jual ,sehingga saat
orng mencari barang tersebut selalu ada.
2. Harga
produk
Satuan
moneter atau ukuran termasuk barang dan jasa yang ditukarkan agar memperoleh
hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa dan harga produk
merupakan unsur dari unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau
pendapatan bagi perusahaan di banding unsur bauran pemasaran yang lainnya
(produk, promosi dan distribusi).
3. Promo
discount
suatu
usaha dari pemasar dalam menginformasikan dan mempengaruhi orang atau pihak
lain sehingga tertarik untuk melakukan transaksi atau pertukaran produk barang
atau jasa yang dipasarkannya.
4. Keramahan
petugas
Suatu
sikap seseorang yang melayani konsumennya dengan baik dan sopan.
5. Lokasi
Posisi
atau titik spesifik dalam ruang fisik.
Hipotesis
Kualitas layanan adalah perspektif
konsumen dalam jangka panjang dan merupakan evaluasi kognitif dari transfer
jasa. Jadi kualitas layanan dapat di ukur melelui persepsi pelanggan mengenai
jasa yang diberikan oleh suatu perusahaan.
Dengan di lakukannya penelitian di
berbagai lokasi atau tempat yaitu Cibubur, Depok dan Mekarsari maka faktor –
faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen dalam mini market yaitu ketersediaan
produk, harga produk, adanya promo discount, keramahan petugas, lokasi sangat
terjangkau. Faktor tersebut merupakan alternative yang memenuhi atau melebihi
harapan terlaksananya rencana atau kegiatan dalam memberikan layanan dengan
baik. Maka dari beberapa faktor tersebut ,merupakan faktor – faktor yang
mempengaruhi kepuasan konsumen di alfamart Bekasi.
Bab III
Metodologi
3.1.
Metode Penelitian (jenis penelitian)
Metode penelitian yang penulis
gunakan adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang dimaksudkan
untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan
gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Penelitian deskriptif
tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu tetapi hanya menggambarkan
apa adanya tentang gejala, variabel, atau keadaan yang ada.
3.2. Waktu
dan tempat
Berdasarkan penelitian waktu dan
tempat yang di lakukan yaitu :
-
Alfamart karena mini market yang paling banyak tersebar di berbagi lokasi.
-
Alfamart Bekasi karena paling banyak dan salah satu pusat keramaian
penduduknya.
-
Sabtu dan Minggu karena pada hari tersebut orang-orang yang beraktifitas sperti
orang bekerja sebagian besar libur dan menghabiskan waktu bersama keluarganya
salah satunya berbelanja keperluan sehari-hari.
-
Jam 1600 – 2100 karena waktu tersebut rata-rata
orang berbelanja karena suasana alamnya sudah tidak panas.
-
Ibu-ibu, Bapak-bapak, Anak Remaja di pilih secara random.
3.3.
Populasi dan sampel
Populasi yang di ambil 50 responden
dari hasil random yaitu dari berbagai tempat tinggalnya karena di
ambil sampel random.
3.4.
Teknik Pengumpulan Data
1. Obyek penelitian
Dalam
penelitian ilmiah ini penulis memilih objek penelitian para konsumen pada
Alfamart Bekasi Utara.
2. Data / Variabel
Data yang
digunakan oleh penulis adalah data primer. Data primer merupakan sumber data
penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media
perantara). Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan menyebar
kuesioner kepada konsumen Alfamart Bekasi.
3. Pengumpulan data / variabel
1.
Wawancara yaitu dengan mendatangi
dan memberikan pertanyaan kepada pelanggan.
2.
Kuesioner yaitu dengan membagikan
kertas yang berisi tentang pertanyaan – pertanyaan.
4. Analisa skala likert
Di
gunakanuntuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen terhadap pelayanan Alfamart,
dengan memilih salah satu pilihan jawaban. Sekala likert merupakan skala yang
memberikan sekor 1-5, untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen terhadap
serangkaian pada kuesioner.
Reset terdahulu
Di lakukannya penelitian faktor –
faktor yang mempengaruhi orang – orang merasa puas terhadap pelayanan mini
market. Ketersediaan produk, harga produk, adanya promo discount, keramahan
petugas, lokasi sangat terjangkau.
Kategori
penilain dan besar bobot
Keterangan
|
Bobot
|
Sangt Setuju
|
5
|
Setuju
|
4
|
Netral
|
3
|
Tidak Setuju
|
2
|
Sangt Tidak Setuju
|
1
|
Rumus yang
di gunakan dalam skala likert :
1.
Hasil = ( Jumlah sktor * jumlah
sempel ) / jumlah pertanyaan
2.
Jarak = nilai tertinggi – nilai
terendah
3.
Interval = jarak / banyak kelas
Langganan:
Postingan (Atom)