Rabu, 22 Desember 2010

HACKER

Nama : Dinny Hardiyanti
Kelas : 1EA20
Npm : 19210799

Hacker muncul pada tahun 1960-an. Kata “hacker” pertama kali muncul dengan arti positif untuk memberi/menyebut seorang anggota yang mempunyai keahlian dalam bidang komputer dan mampu membuat program komputer yang lebih baik dari yang telah dirancang bersama. Tahun 1983, analogi hacker semakin berkembang untuk menyebut seseorang yang memiliki obsesi untuk memahami dan menguasai sistem komputer. Pasalnya pada tahun tersebut pertama kali FBI menangkap kelompok krimunal komputer The 414s yang bebasis di Milwaukee AS. 414 merupakan kode area local mereka. Kelompok tersebut dinyatakan bersalah atas pembobolan 60 komputer dari komputer milik Pusat Kanker Memorial Sloan-Kettering hingga milik Laboratorium Nasional Los Alamos.

Hacker adalah sebutan untuk mereka yang memberikan sumbangan yang bermanfaat kepada jaringan computer, membuat program kecil dan membagikannya dengan orang-orang di internet. Hacker disini artinya mencari, mempelajari, dan mengubah sesuatu untuk hobi dan pengembangan dengan mengikuti legalitas yang telah ditentukan oleh developer game. Para hacker melakukan penyusupan dengan maksud memuaskan pengetahuan dan teknik. Rata-rata perusahaan yang bergerak di dunia jaringan global (internet) memiliki hacker yang bertugas menjaga jaringan dari kemungkinan perusahaan pihak luar atau para cracker, menguji keamanan jaringan dari lubang keamanan yang memungkinkan para cracker mengobrak-abrik jaringannya. Sedangkan cracker merupakan sebutan untuk mereka yang memasuki sistem orang lain dan mempunyai sifat destruktif.
Biasanya di jaringan komputer, membypass password atau lisensi program computer, sengaja melawan keamanan komputer, mendeface (merubah halaman muka web) orang lain bahkan sampai menghapus data orang lain, mencuri data untuk keuntungan sendiri, maksud jahat atau karena ada tantangan. Beba proses pembobolan dilakukan untuk menunjukkan kelemahan keamanan sistem.
Hacker mempunyai hirarki / tingkatan, yaitu :
• Elite
• Semi Elite
• Developed Kiddie
• Script Kiddie
• Lamer
Dari sinilah etika profesi diperlukan untuk membatasi para hacker bertindak dan untuk tetap menjaga citra para hacker di mata masyarakat dunia. Etika Profesi berkaitan dengan bidang pekerjaan yang telah dilakukan seseorang. Sangatlah perlu untuk menjaga profesi dikalangan masyarakat atau terhadap konsumen (klien atau objek).

Dengan kata lain orientasi utama profesi adalah untuk kepentingan masyarakat dengan menggunakan keahlian yang dimiliki. Akan tetapi tanpa disertai suatu kesadaran diri yang tinggi, profesi dapat dengan mudahnya disalahgunakan oleh seseorang seperti pada penyalahgunaan profesi seseorang dibidang komputer (Hacker) misalnya : pada kasus kejahatan komputer yang berhasil mengcopy program komersial untuk diperjualbelikan lagi tanpa ijin dari hak pencipta atas program yang dikomersilkan itu. Sehingga perlu pemahaman atas etika profesi dengan memahami kode etik profesi.
Kode etik profesi merupakan sarana untuk membantu para pelaksana seseorang sebagai seseorang yang professional supaya tidak dapat merusak etika profesi.

Kamis, 16 Desember 2010

KASUS GAYUS TAMBUNAN

Sumber : Google

Gayus Tambunan "Sang Makelar Kasus (Markus)"

Gayus Tambunan – Nama yang akhir-akhir ini mencuat karena namanya disebut oleh mantan Kabareskrim Komjen Susno Duadji memiliki uang sebesar Rp 25 miliar dalam rekening pribadinya. Hal tersebut sangat mencuri perhatian karena Gayus Tambunan hanyalah seorang PNS golongan IIIA yang mempunyai gaji berkisar antara 1,6-1,9 juta rupiah saja.

Lelaki yang memiliki nama lengkap Gayus Halomoan Tambunan ini bekerja di kantor pusat pajak dengan menjabat bagian Penelaah Keberatan Direktorat Jenderal Pajak. Posisi yang sangat strategis, sehingga ia dituduh bermain sebagai makelar kasus (markus). Kasus pun berlanjut karena diduga banyak pejabat tinggi Polri yang terlibat dalam kasus Gayus.

Setelah dilakukan pemeriksaan, dari uang total Rp 25 miliar, uang sejumlah Rp 395 juta disita, dan sisanya sebesar Rp 24,6 miliar pun hilang entah kemana dan tidak ada pembahasan lanjut mengenai uang sebesar itu. Dalam kasus ini, Gayus dijerat 3 pasal sekaligus, yakni Korupsi, Pengelapan Uang dan Pencucian Uang. Tetapi pada persidangan ia hanya didakwa kasus Penggelapan Uang saja. Alhasil, hukuman sangat ringan pun ia dapatkan, yaitu 1 tahun percobaan. Tetapi, tak lama kemudian, Gayus pun malah dibebaskan.

Berita terakhir menyebutkan bahwa Gayus Tambunan sudah tertangkap. Mudah-mudahan aja kasus ini segera berakhir dan segera diketahui kebenarannya. Mudah-mudahan saja ‘mafia’ yang sudah menggerogoti negeri ini segera tertangkap dan mendapatkan balasan yang setimpal.

GEMPA PADANG

Sumber : LIPUTAN 6

GEMPA PADANG

Padang: Gempa berkekuatan 4,3 SR dengan kedalaman 10 kilometer di Kota Padang, Sumatra Barat, Jumat (3/12) pagi, menimbulkan kemacetan pada sejumlah ruas jalan utama di daerah itu. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, gempa terjadi di tujuh kilometer timur laut Kota Padang dengan kedalaman 10 kilometer.

Meski gempa yang dirasakan warga Kota Padang hanya berlangsung beberapa detik, kepanikan langsung terasa. Di sebuah taman kanak-kanak, sejumlah murid berlarian dan diselamatkan guru-gurunya. Kepanikan warga membuat kemacetan lalu-lintas di sejumlah ruas jalan tak terhindarkan.

Bahkan, pihak Rumah Sakit M. Djamil Padang terpaksa mengeluarkan para pasiennya dari dalam gedung. Khawatir akan adanya tsunami membuat warga juga berlarian ke tempat yang lebih tinggi dan menjauhi pantai. Informasi BMKG sendiri memastikan gempa tadi pagi tidak berpotensi menimbulkan tsunami.


Tak hanya itu, ribuan warga juga memadati jalan raya untuk mengungsi ke lokasi ketinggian yakni arah jalan Baypass Padang. Ribuan kendaraan roda dua dan empat memadati jalan raya sehingga menimbulkan kemacetan dan antrean panjang. "Kendaraan tidak bisa bergerak karena macet.

PEMBERLAKUAN PAJAK kepada PEDAGANG WARTEG

Sumber : MI (MEDIA INDONESIA)

Pemerintah Memberlakukan PAJAK kepada Pedagang WARTEG

Pemilik dan konsumen warung tegal (warteg) resah. Pasalnya Pemerintah Provinsi(Pemprov) Jakarta mulai memberlakukan pajak restoran sebesar 10 persen terhadap warteg.

Warteg diusulkan akan dijadikan obyek pajak dari sektor pajak untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Ani,seorang pedagang warteg di daerah Semper mengatakan sangat keberatan dengan aturan tersebut. Ia menganggap Pemprov DKI telah semena-mena terhadap rakyat kecil.
Penghasilan kotor saya paling besar Rp600 ribu per hari, sementara anak saya ada tiga. Kami saja sudah miskin, masa mau dimiskinkan lagi,jawab Ani sengit kepada Media Indonesia, Kamis (2/12).

Hal senada diungkapkan oleh Ali,pemilik warteg di daerah pemukiman padat, Koja. Menurut ayah dua anak ini, penghasilannya hanya cukup buat makan sehari-hari keluarganya. Itu sama saja membunuh kami. Selama ini kami berdagang juga tidak gratis kok, ada iuran kebersihan yang disetor kepada RT/RW. Belum lagi pungli-pungli yang tidak jelas, jelasnya.

Menurut Kepala Bidang Peraturan dan Penyuluhan Dinas Pelayanan Pajak DKI Jakarta, Arif Susilo, pemberlakuan pajak warteg sebesar 10 persen karena jenis usaha ini sudah masuk dalam prasyarat obyek pajak.
Aturan itu ada di Undang-Undang No 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Obyek pajak yang masuk dalam wajib pajak itu adalah usaha penyedia makanan dan minuman yang memiliki penghasilan Rp60 juta per tahun atau Rp167 ribu per hari.

Ketua Umum Koperasi Warung Tegal (Kowarteg) Sastoro meminta Pemprov DKI supaya membatalkan pengenaan pajak 10% untuk warung Tegal (Warteg), pedagang makanan dan minuman lainnya.

"Saya lihat kategorinya tidak masuk nominasi. Sebab, yang dijelaskan itu restoran dan rumah makan," ujar Sastoro di Jakarta, Jumat (3/12).

Menurut dia, di Jakarta saat ini ada 26 ribu warteg. Kondisinya sekarang sangat berbeda dengan warteg di era tahun 80 atau 90-an. Sekarang perkembangan warteg bukan positif lagi, tapi negatif.
Karena keuntungan menipis, bahan baku mahal, gaji karyawan pun tinggi. Belum lagi masalah kontrak lokasi yang terus naik.

"Dulu memang para pengusaha warteg ini punya rumah mewah. Sekarang boro-boro," katanya.
Untuk bayar kontrakan, gaji karyawan, dan beli bahan makanan saja sudah syukur. Paling-paling keuntungan dari omzet hanya 5%. "Sekarang ini malah ada yang jual warteg sambil ngojek dan jadi kuli," ujar Sastoro.

BANJIR IBUKOTA

Sumber : google

Solusi Banjir Ibukota


Sudah banyak kabar dan pemikiran tentang alternatif solusi banjir yang selalu saja menghiasi perjalanan kota Jakarta dari tahun ke tahun, atau lebih cilaka lagi adalah dari hujan ke hujan berikutnya. Ada yang menyebutnya bahwa itu bukan banjir melainkan hanya sebuah genangan air, bukankah permasalahan pelik ini meskipun karenanya penduduk dan warga Jakarta sudah sangat terbiasa dan menjadikannya sebagai bagian hidupnya sehari-hari, namun bukan tidak mungkin jika tidak ada solusinya. Disamping kemauan politik dan daya pikir para punggawanya yang harus lebih serius untuk mengantisipasinya, bukannya menjadikan banjir sebagai komoditi wisata atau bahkan komoditi berita, yang mau tidak mau seluruh orang disini pastinya sudah jengah dengan berita banjir yang selalu saja terdengar, meski rasa takut sepertinya juga sudah diputuskan syarafnya karena sudah terlalu terbiasa.

Jakarta berada pada posisi dataran rendah yang cukup luas sebenarnya, namun di sebelah sana, ada sebuah kota dan banyak pemukiman dan terkenal dengan kota hujan, sebuah kombinasi yang bagus tentunya, karena panasnya Jakarta tentunya harus diimbangi dengan aliran air yang lancar. Disamping perencanaan kota yang jadinya amburadul dan terlihat tidak serius karena banyaknya pelanggaran ataupun penyebab lainnya yang tidak diungkapkan entah itu karena suap, atau kepentingan industri sehingga mengalahkan perencaan utama yang mungkin saja ada. Namun semua sudah terjadi, seperti penggunaan lahan-lahan sempit yang tidak bisa dihindari karena merupakan kepentingan warga, meskipun pada akhirnya menyulut banyak bentrokan dan kekerasan karena ketidakadilan yang muncul mengalahkan kepentingan masyarakat bawah karena harus membela para penyetor uang yang tentusaja tidak imbang dengan masuknya uang ke negara atau pemerintah daerah, dibandingkan dengan masuknya uang ke kantong pribadi atau perusahaann, namun ditempuh, dan mau tidak mau masyarakat luas hanya akan gigit jari, karena tidak tahu lagi akses apa yang harus dimiliki demi menyadarkan ketimpangan tersebut, ataukah hanya banjir air mata tanpa solusi bagi para warga sebagai salah satu bagian dari imbas kebijakan.

Celaka benar-benar celaka, Jakarta adalah sekaligus ibukota negara, sebagian besar kebijakan dan edaran rupiah berlangsung di kota ini, dan betapa dirugikannya negara ketika akses yang seharusnya murah, mau tidak mau, harus dibayar dengan mahal, berlipat ganda, karena bodohnya pengaturan lalu lintas bahkan hingga lalu lintas air pun harus mengalami kemacetan yang fatal, demi menambah segala bentuk kemacetan yang lainnya. Fatal karena segala bentuk kebijakan yang seharusnya berimbas cepat dan dilakukan cepat, harus berhadapan dengan kemacetan dan bottle neck informasi yang demikian memalukan jika tidak bisa dikatakan akan mematikan banyak sendi kehidupan negara karena masalah yang demikian sepele, namun tak terpecahkan entah karena salah branding sehingga malah menjadi distrik kepongahan, tanpa malu terhadap keadaan dirinya sendiri, dan tanpa solusi banjir ataupun kemacetan yang cerdas.

Keuntungan lain hanyalah bahwa keburukan dan ketidak berhasilan pembangunan dapat dengan jelas dibaca di kota ini, dengan bencana-bencana kecil seperti banjit, jalan rusak, kemacetan, pencurian, huru-hara, dapat terlihat di kota ini, sebagai mungkin wajah miniatur negara, bukan tidak mungkin ini jika ini bisa disikapi secara positif oleh banyak produsen barang komoditas, tanpa harus bersusah payah survei kesana kemari untuk salah satunya membuat dan mendesain mobil keluarga ideal terbaik Indonesia.
Pembuatan kanal banjir timur, bendungan-bendungan dan lain sebagainya memang bagus selain dipercaya sebagai solusi banjir Jakarta, terutama bendungan untuk menjaga keseimbangan ekosistem, namun tentunya dengan bentuk dan tata seni yang indah, sehingga bukan sekedar alat perang antisipasi kepada banjir saja. Karena bentuk bendungan yang pada rencananya hanya sebagai bentuk antisipasi maka bukan tidak mungkin jika itu hanyalah seperti pengobat atau penutup luka saja bagi tubuh, yang bahkan kalau keliru strategi bisa menjadi bom waktu atau ancaman ketika bisa dipolitisir untuk kepentingan tertentu. Juga kondisi tanah yang sulit mencerap air, dan pengerasan tanah pada pemukiman-pemukiman selain hanya beralasan untuk kebersihan, namun adalah juga penyumbang banjir dan ketidakseimbangan ekosistem yang seharusnya menjadi titik berat konservasi lingkungan hidup.

Sebuah buah pikir sederhana untuk solusi banjir Jakarta di sini, adalah mencermati infra struktur yang sudah eksisting dan mencerna sumber serta arah air penyebab banjir yang utama, diselaraskan dengan faktor-faktor penghindar chaos dan kemapanan yang sudah ada, karena akan sulit ketika menata kota Jakarta kembali dari nol, dan bahkan tidak mungkin. Maka solusi banjir Jakarta seharusnya dimulai dari kota diatasnya yaitu kota Bogor. Struktur jalan tol adalah solusi banjir yang belum pernah terpikirkan, bagaimanapun cara terbaik sebagai soulusi mengatasi banjir di Jakarta adalah dengan mem-by pass aliran air dari atas langsung ke laut tanpa harus berdemo dan bermacet ria tanpa polisi lalu lintas di ibukota Jakarta, karena sangat tidak logis jika membuat payung sebesar kota Jakarta, meskipun bisa toh aliran air yang besar dari atas tak sanggup untuk terbendungkan.

Pembuatan talang air diatas jalan tol dan menggunakan jalan tol sebagai alurnya, diletakkan di atas jalan tol, dengan lebar dan ketinggian yang disesuaikan dengan arus air, di kota Bogor jelas talang harus lebih besar, lebar dan tinggi mengingat curah air yang banyak dan letaknya lebih tinggi. Talang air yang berada di atas jalan tol harus dijaga ketat hingga sampai ke laut. Berbagai titik bertemunya arus air harus ditandai dan difasilitasi dengan talang, memang biayanya mahal, namun dengan talang air ini tidak akan mengubah dan mengganggu kepemilikan tanah penduduk atau warga, tidak perlu menambahkan lagi upaya yang tidak perlu seperti bendungan-bendungan besar, dan mengeruk sungai hingga dalam, karena akan sangat lebih berbahaya, terlebih dengan hobi warga membuang sampah sekenanya, sebagaimana para punggawanya yang nyerocos saja tanpa solusi.

Talang air dengan menggunakan wahana jalan tol ataupun talang diatas jalan akan merupakan solusi banjir yang indah, karena tangkapan hujan demi keseimbangan ekosistem di Jakarta masih tidak terganggu, meski tidak menutup kemungkinan apabila ada curah hujan berlebih, maka generator untuk menaikan air ke talang harus menjadi add-on yang patut dipertimbangkan. Sungai atau talang yang berada diatas harus dijaga kebersihannya, dan akan sangat aman karena berada diatas jangkauan untuk membuang sampah, terkecuali memang ada niat jahat untuk melakukannnya.

Demikian sekelumit sumbangan untuk solusi banjir Jakarta, tidak tertutup kemungkinan nantinya akan menyusul solusi-solusi selanjutnya menurut kesederhanaan yang ada disini sebagaimana solusi kemacetan yang pernah ditulis dalam distrik kepongahan, demikian juga untuk hal lain bila dan bila sempat tentunya.

BANJIR IBUKOTA

Sumber : google

Solusi Banjir Ibukota


Sudah banyak kabar dan pemikiran tentang alternatif solusi banjir yang selalu saja menghiasi perjalanan kota Jakarta dari tahun ke tahun, atau lebih cilaka lagi adalah dari hujan ke hujan berikutnya. Ada yang menyebutnya bahwa itu bukan banjir melainkan hanya sebuah genangan air, bukankah permasalahan pelik ini meskipun karenanya penduduk dan warga Jakarta sudah sangat terbiasa dan menjadikannya sebagai bagian hidupnya sehari-hari, namun bukan tidak mungkin jika tidak ada solusinya. Disamping kemauan politik dan daya pikir para punggawanya yang harus lebih serius untuk mengantisipasinya, bukannya menjadikan banjir sebagai komoditi wisata atau bahkan komoditi berita, yang mau tidak mau seluruh orang disini pastinya sudah jengah dengan berita banjir yang selalu saja terdengar, meski rasa takut sepertinya juga sudah diputuskan syarafnya karena sudah terlalu terbiasa.

Jakarta berada pada posisi dataran rendah yang cukup luas sebenarnya, namun di sebelah sana, ada sebuah kota dan banyak pemukiman dan terkenal dengan kota hujan, sebuah kombinasi yang bagus tentunya, karena panasnya Jakarta tentunya harus diimbangi dengan aliran air yang lancar. Disamping perencanaan kota yang jadinya amburadul dan terlihat tidak serius karena banyaknya pelanggaran ataupun penyebab lainnya yang tidak diungkapkan entah itu karena suap, atau kepentingan industri sehingga mengalahkan perencaan utama yang mungkin saja ada. Namun semua sudah terjadi, seperti penggunaan lahan-lahan sempit yang tidak bisa dihindari karena merupakan kepentingan warga, meskipun pada akhirnya menyulut banyak bentrokan dan kekerasan karena ketidakadilan yang muncul mengalahkan kepentingan masyarakat bawah karena harus membela para penyetor uang yang tentusaja tidak imbang dengan masuknya uang ke negara atau pemerintah daerah, dibandingkan dengan masuknya uang ke kantong pribadi atau perusahaann, namun ditempuh, dan mau tidak mau masyarakat luas hanya akan gigit jari, karena tidak tahu lagi akses apa yang harus dimiliki demi menyadarkan ketimpangan tersebut, ataukah hanya banjir air mata tanpa solusi bagi para warga sebagai salah satu bagian dari imbas kebijakan.

Celaka benar-benar celaka, Jakarta adalah sekaligus ibukota negara, sebagian besar kebijakan dan edaran rupiah berlangsung di kota ini, dan betapa dirugikannya negara ketika akses yang seharusnya murah, mau tidak mau, harus dibayar dengan mahal, berlipat ganda, karena bodohnya pengaturan lalu lintas bahkan hingga lalu lintas air pun harus mengalami kemacetan yang fatal, demi menambah segala bentuk kemacetan yang lainnya. Fatal karena segala bentuk kebijakan yang seharusnya berimbas cepat dan dilakukan cepat, harus berhadapan dengan kemacetan dan bottle neck informasi yang demikian memalukan jika tidak bisa dikatakan akan mematikan banyak sendi kehidupan negara karena masalah yang demikian sepele, namun tak terpecahkan entah karena salah branding sehingga malah menjadi distrik kepongahan, tanpa malu terhadap keadaan dirinya sendiri, dan tanpa solusi banjir ataupun kemacetan yang cerdas.

Keuntungan lain hanyalah bahwa keburukan dan ketidak berhasilan pembangunan dapat dengan jelas dibaca di kota ini, dengan bencana-bencana kecil seperti banjit, jalan rusak, kemacetan, pencurian, huru-hara, dapat terlihat di kota ini, sebagai mungkin wajah miniatur negara, bukan tidak mungkin ini jika ini bisa disikapi secara positif oleh banyak produsen barang komoditas, tanpa harus bersusah payah survei kesana kemari untuk salah satunya membuat dan mendesain mobil keluarga ideal terbaik Indonesia.
Pembuatan kanal banjir timur, bendungan-bendungan dan lain sebagainya memang bagus selain dipercaya sebagai solusi banjir Jakarta, terutama bendungan untuk menjaga keseimbangan ekosistem, namun tentunya dengan bentuk dan tata seni yang indah, sehingga bukan sekedar alat perang antisipasi kepada banjir saja. Karena bentuk bendungan yang pada rencananya hanya sebagai bentuk antisipasi maka bukan tidak mungkin jika itu hanyalah seperti pengobat atau penutup luka saja bagi tubuh, yang bahkan kalau keliru strategi bisa menjadi bom waktu atau ancaman ketika bisa dipolitisir untuk kepentingan tertentu. Juga kondisi tanah yang sulit mencerap air, dan pengerasan tanah pada pemukiman-pemukiman selain hanya beralasan untuk kebersihan, namun adalah juga penyumbang banjir dan ketidakseimbangan ekosistem yang seharusnya menjadi titik berat konservasi lingkungan hidup.

Sebuah buah pikir sederhana untuk solusi banjir Jakarta di sini, adalah mencermati infra struktur yang sudah eksisting dan mencerna sumber serta arah air penyebab banjir yang utama, diselaraskan dengan faktor-faktor penghindar chaos dan kemapanan yang sudah ada, karena akan sulit ketika menata kota Jakarta kembali dari nol, dan bahkan tidak mungkin. Maka solusi banjir Jakarta seharusnya dimulai dari kota diatasnya yaitu kota Bogor. Struktur jalan tol adalah solusi banjir yang belum pernah terpikirkan, bagaimanapun cara terbaik sebagai soulusi mengatasi banjir di Jakarta adalah dengan mem-by pass aliran air dari atas langsung ke laut tanpa harus berdemo dan bermacet ria tanpa polisi lalu lintas di ibukota Jakarta, karena sangat tidak logis jika membuat payung sebesar kota Jakarta, meskipun bisa toh aliran air yang besar dari atas tak sanggup untuk terbendungkan.

Pembuatan talang air diatas jalan tol dan menggunakan jalan tol sebagai alurnya, diletakkan di atas jalan tol, dengan lebar dan ketinggian yang disesuaikan dengan arus air, di kota Bogor jelas talang harus lebih besar, lebar dan tinggi mengingat curah air yang banyak dan letaknya lebih tinggi. Talang air yang berada di atas jalan tol harus dijaga ketat hingga sampai ke laut. Berbagai titik bertemunya arus air harus ditandai dan difasilitasi dengan talang, memang biayanya mahal, namun dengan talang air ini tidak akan mengubah dan mengganggu kepemilikan tanah penduduk atau warga, tidak perlu menambahkan lagi upaya yang tidak perlu seperti bendungan-bendungan besar, dan mengeruk sungai hingga dalam, karena akan sangat lebih berbahaya, terlebih dengan hobi warga membuang sampah sekenanya, sebagaimana para punggawanya yang nyerocos saja tanpa solusi.

Talang air dengan menggunakan wahana jalan tol ataupun talang diatas jalan akan merupakan solusi banjir yang indah, karena tangkapan hujan demi keseimbangan ekosistem di Jakarta masih tidak terganggu, meski tidak menutup kemungkinan apabila ada curah hujan berlebih, maka generator untuk menaikan air ke talang harus menjadi add-on yang patut dipertimbangkan. Sungai atau talang yang berada diatas harus dijaga kebersihannya, dan akan sangat aman karena berada diatas jangkauan untuk membuang sampah, terkecuali memang ada niat jahat untuk melakukannnya.

Demikian sekelumit sumbangan untuk solusi banjir Jakarta, tidak tertutup kemungkinan nantinya akan menyusul solusi-solusi selanjutnya menurut kesederhanaan yang ada disini sebagaimana solusi kemacetan yang pernah ditulis dalam distrik kepongahan, demikian juga untuk hal lain bila dan bila sempat tentunya.

TSUNAMI MENTAWAI

Diposkan oleh Rahmat Hidayat on
Sumber : Google

Tsunami Mentawai
Dunia berduka kembali setelah terjadinya goncangan tsunami yang terjadi di Mentawai, tsunami yang berkekuatan lebih dari 7 skala richter.

Korban akibat tsunami tersebut ternyata bukan hanya warga di sekitar tempat tersebut melainkan banyak warga asing juga, dan kabarnya ada sekitar sembilan orang peselancar yang ikut menjadi korban tsunami tersebut.

Mereka dinyatakan hilang setelah kapal yang ditumpanginya itu diterjang gelombang pasang tsunami, saat kejadian tersebut para peselancar tersebut sedang berada di Mentawai untuk berselancar.

Menurut kabar yang didapat dari korban yang selamat, dua kapal yang ditumpangi warga Australia birtu berbenturan setelah diterjang gelombang tsunami sampai, sampai kedua kapal tersebut terbakar sampai penumpangnya hilang, dan sampai sejauh ini belum ada kabar tentang korban tersebut.

Dan sejauh ini korban diperkirakan sudah mencapai puluhan orang dan masih banyak ratusan orang yang belum ditemukan, akibat bencana tsunami tersebut.

Rabu, 08 Desember 2010

RANGKUMAN IBD (Ilmu Budaya Dasar)

Ilmu Budaya Dasar adalah pengetahuan yang memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Istilah Ilmu Budaya Dasar dikembangkan di Indonesia sebagai pengganti istilah Basic Humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa Inggris “The Humanities”. Istilah Humanities berasal dari bahasa latin “Humanus” yang diartikan manusia,berbudaya dan halus. Prof.Dr.Harsya Bachtiar mengemukakan ilmu dan pengetahuan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar,yaitu :

1. Ilmu-ilmu Alamiah (Natural Science)
Bertujuan mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semesta.
2. Ilmu-ilmu Sosial (Social Science)
Bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan antar manusia.
3. Pengetahuan Budaya (The Humanities)
Bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi.

Ilmu budaya dasar berbeda dengan pengetahuan budaya. Pengetahuan budaya mengkaji masalah nilai-nilai manusia sebagai makhluk berbudaya (homo humanus), sedangkan ilmu budaya dasar merupakan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan budaya.

Manusia dan Kebudayaan
Ada dua pandangan untuk menjelaskan tentang unsur-unsur yang membangun manusia :

1. Manusia terdiri dari empat unsur yang saling terkait, yaitu :
a. Jasad : Badan kasar manusia yang nampak pada luarnya,dapat diraba dan difoto,dan menempati ruang dan waktu.
b. Hayat : Mengandung unsur hidup,yang ditandai dengan gerak.
c. Ruh : Bimbingan dan pimpinan Tuhan,daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran,suatu kemampuan mencipta yang bersifat konseptual yang menjadi pusat lahirnya kebudayaan.
d. Nafs : Kesadaran tentang diri sendiri.

2. Manusia sebagai satu kepribadian mengandung tiga unsur,yaitu :
a. Id, yang merupakan struktur kepribadian yang paling primitif dan paling tidak nampak.
b. Ego, merupakan bagian atau struktur kepribadian yang pertama kali dibedakan dari Id, seringkali disebut sebagai kepribadian “eksekutif” karena peranannya dalam menghubungkan energi Id ke dalam saluran sosial yang dapat dimengerti oleh orang lain.
c. Superego, merupakan struktur kepribadian yang paling akhir, muncul kira-kira pada usia lima tahun.